Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Multi Spunindo Jaya Akan IPO di BEI, Tawarkan Harga Saham di Kisaran Rp 250-Rp 350

Multi Spunindo Jaya akan melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering. berapa kisaran harganya?

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
zoom-in Multi Spunindo Jaya Akan IPO di BEI, Tawarkan Harga Saham di Kisaran Rp 250-Rp 350
Tribunnews/JEPRIMA
ilustrasi. Pekerja membersihkan lantai di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia di Jakarta 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Multi Spunindo Jaya Tbk (MSJA) akan melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia.

Dalam aksi korporasi tersebut, perseroan akan melepas saham ke publik sebanyak-banyaknya 882.352.900 lembar saham atau 15 persen dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.

Adapun harga saham yang ditawarkan pada kisaran antara Rp 250 hingga Rp 350 per saham.

Baca juga: Saham BBRI Naik Sejak IPO, Erick Thohir: Bukti BUMN Mampu Seimbangkan Sisi Bisnis dan Pelayanan

“Kami meyakini IPO ini akan mendukung pengembangan bisnis perusahaan," kata Direktur Utama PT Multi Spunindo Jaya, Sasongko Basuki, Senin (18/12/2023).

Ia menjelaskan, dana hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi, sekitar 40 persen akan dipergunakan untuk pengembangan usaha.

Kemudian, sekitar 30 persen akan digunakan untuk modal kerja dan sisanya sekitar 30 persen akan digunakan untuk pembayaran seluruh dan sebagian pinjaman bank.

Lebih lanjut Ia mengatakan, pengembangan bisnis ke depan akan berkembang pesat, terlebih melihat nilai ekonomi dari pasar nonwoven pada 2023 yang diperkirakan mencapai 53,90 miliar dolar AS.

Baca juga: Siap Lepas 25 Persen Saham Lewat IPO, KOKA Incar Dana Segar Hingga Rp 115,1 Miliar

Berita Rekomendasi

Dalam kurun waktu lima tahun kedepan diprediksi akan mencapai 72,19 miliar dolar AS.

“Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi di regional Asia Tenggara dalam industri nonwoven. Peningkatan permintaan dari sektor medis dan kesehatan, otomotif dan konstruksi adalah pendorong utama pertumbuhan tersebut,” ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas