Petani Ngeluh ke Mentan Kekurangan Pupuk Subsidi, Berpengaruh ke Upaya Peningkatan Produksi
Rata-rata keluhan mereka adalah kurangnya pasokan pupuk subsidi untuk meningkatkan produksi.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkap keluhan petani kepadanya.
Amran mengatakan, setelah berkeliling ke 11 provinsi, rata-rata keluhan mereka adalah kurangnya pasokan pupuk subsidi untuk meningkatkan produksi.
Dia menyebut telah menyampaikan penambahan anggaran pupuk subsidi ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca juga: Cara Mendaftar Sebagai Penerima Subsidi Elpiji 3 Kg 2024, Petani hingga Pengusaha Mikro Bisa Klaim
"Kami sudah keliling ke 11 provinsi di Indonesia. Rata-rata keluhan mereka (petani) adalah pupuk," kata Amran dalam keterangannya, Rabu (3/1/2024).
"Alhamdulillah, setelah saya lapor pada pertemuan yang lalu di Pekalongan, Bapak Presiden setuju pupuk subsidi ditambah," tambahnya.
Adapun penambahan anggaran pupuk subsidi telah disetujui Jokowi sebesar Rp 14 triliun dan tinggal menunggu proses dari Kementerian Keuangan.
Jokowi mengatakan, tambahan subsidi pupuk ini untuk mengatasi kelangkaan dan mahalnya harga pupuk yang dirasakan oleh para petani.
Namun demikian jumlah tersebut masih menunggu persetujuan DPR.
"Nah ini belum, kita mendorong segera diselesaikan. Beli pupuk tidak perlu pakai kartu tani lagi, cukup pakai KTP," katanya saat memberikan sambutan dalam pembinaan kepada kurang lebih 50 Ribu petani se-Jawa Tengah di GOR Satria, Purwokerto, Selasa (2/1/2024), dikutip dari Tribun Jateng.
Dalam sambutannya Presiden Jokowi mengatakan sejak 2020 selalu ada keluhan terkait pupuk.
Ia menceritakan ketidakpastian ekonomi dan krisis pangan dunia karena Covid salah satu alasan kelangkaan pupuk.
Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan Beri Santunan kepada Petani yang Tersambar Petir di Kabupaten Sijunjung
Bahkan 96 negara sudah menjadi pasien IMF alias sakit secara keuangan.
Negara-negara jatuh dan ekonomi menjadi lemah.