Masuk Tahun Politik, Bagaimana Alokasikan Investasi? Ini Saran Analis
Pada tahun pemilu kali ini, beberapa analis lebih menyarankan untuk tetap mempertahankan posisi pada aset berisiko seperti saham.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Sebanyak 15% dana bisa ditempatkan di reksadana pasar uang yang bisa dicairkan sewaktu-waktu atau bisa berbentuk uang kas.
Reza juga menilai, pasar akan cenderung diwarnai sentimen yang bervariasi tahun ini, mulai dari sentimen pemilu, rilis laporan keuangan periode 2023, data-data makroekonomi global, hingga pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar.
Sentimen pasar juga akan diwarnai dengan pemilihan saham-saham yang berkaitan dengan kandidat yang nantinya terpilih.
“Lebih tepatnya kita menyesuaikan dengan sentimen yang ada,” ucap Reza.
Investor bisa memperhatikan saham-saham yang punya korelasi dengan pasangan-pasangan Capres dan Cawapres semisal PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP), PT WIR Asia Tbk (WIRG), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA), hingga PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL).
Proyeksi Agung, IHSG di akhir tahun ini akan berada di kisaran 7.869.
Katalis utama indeks berasal dari kebijakan pemangkasan suku bunga dari bank sentral lebih awal dibanding yang diperkirakan oleh pasar, hingga perbaikan ekonomi di China dan Kawasan Eropa.
Menurut Agung, saham sektor media seperti PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) juga akan diuntungkan dari gelaran pemilu.
Selain itu, saham dari sektor barang konsumsi dan rokok seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) juga akan terimbas katalis pemilu.
Tak ketinggalan, saham telekomunikasi seperti TLKM dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) juga akan diuntungkan dari gelaran pemilu. (Akhmad Suryahadi/Kontan)