Pemerintah Blak-blakan El Nino Pengaruhi Kondisi Pasokan Kelistrikan: Kami Akui Kurang Antisipasi
Saat kemarau berkepanjangan terjadi, debit air waduk atau danau di Sulsel menyusut dan Hal ini yang kemudian berdampak terhadap pasokan listrik.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan El Nino atau perubahan iklim yang terjadi turut mempengaruhi kondisi sistem kelistrikan di sejumlah wilayah di Indonesia.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Jisman Hutajulu mengungkapkan, bukti nyata telah terjadi di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Jisman mengatakan, sumber listrik di wilayah tersebut lebih dari 35 persen berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Baca juga: Kemenkes Ungkap Ada Tren Kenaikan Kasus Dangue, Fenomena El Nino Jadi Penyebab
Saat kemarau berkepanjangan terjadi, debit air waduk atau danau di Sulsel menyusut. Hal ini lah yang kemudian berdampak terhadap pasokan listrik.
"Sulsel terjadi El Nino, ini bukannya baru ketahuan, tapi kurang antisipasi kita akui. Bahkan di Sulsel itu sudah lebih dari 35 persen energinya dari air, ketika musim kering, El Nino ini menjadi masalah," ucap Jisman di Kantor Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Jakarta, Kamis (18/1/2024).
Untuk saat ini, lanjut Jisman, sejumlah debit air di sejumlah PLTA di Sulsel telah kembali normal. Dan pasokan listriknya pun disebut telah tercukupi.
Meski demikian, Kementerian ESDM berupaya untuk mengantisipasi kejadian serupa tak kembali terulang.
Terlebih, Indonesia kini tengah mendorong besaran porsi bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
Jisman mengatakan, Kementerian ESDM terus melakukan pengkajian rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL). Yang didalamnya juga dibahas terkait porsi EBT dan mekanismenya.
"Intinya di RUPTL nanti akan ada pertimbangan ketika hitung reserve margin pada sistem atau sub sistem untuk yang sudah EBT tinggi, apalagi dari hidro angin," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kemarau berkepanjangan dan hantaman Fenomena El Nino pada akhir tahun lalu membuat kekeringan. Bahkan, debit air makin berkurang.
Ini berimbas pada produksi listrik yang dihasilkan dari beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang beroperasi di Sulawesi Selatan.
Karena itu, PT PLN Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (Sulserabar) mewacanakan melakukan pemadaman bergilir. Kebijakan ini dilakukan untuk menghindari blackout.
Blackout atau mati listrik total adalah pemadaman listrik yang terjadi karena hilangnya daya ke suatu daerah secara total dan merupakan bentuk pemadaman listrik paling parah yang dapat terjadi.
PLN menjelaskan bahwa pemadaman listrik ini dilakukan karena berkurangnya debit air di beberapa PLTA dan PLTMH akibat kemarau panjang dan hantaman El Nino.
“Sehubungan dengan kemarau berkepanjangan sehingga mengakibatkan debit air berkurang di beberapa PLTA dan PLTMH serta pemeliharaan infrastruktur kelistrikan terjadwal di sistem kelistrikan Sulbagsel, maka perlu dilaksanakan Manajemen Beban Listrik yang pada beberapa lokasi,” jelas pengumuman tersebut, Minggu (22/10/2023).