Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pemerintah Putuskan Impor 2 Juta Ton Beras, Janji Jokowi Kemandirian Pangan Dinilai Pepesan Kosong

Impor beras masih bisa dimaklumi jika dilakukan sesekali untuk menambal kekurangan pasokan.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Pemerintah Putuskan Impor 2 Juta Ton Beras, Janji Jokowi Kemandirian Pangan Dinilai Pepesan Kosong
Tribunnews/Endrapta
Sebanyak 24 ribu ton beras impor dari Vietnam yang diangkut menggunakan kapal tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara,Kamis (12/10/2023). 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI, Amin Ak, menilai importasi beras sebanyak 2 juta ton yang akan dilakukan RI pada tahun ini adalah bentuk kegagalan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Amin menjelaskan, pemerintahan Jokowi gagal dalam mengelola produksi maupun stabilitas harga beras.

Sejatinya, impor beras masih bisa dimaklumi jika dilakukan sesekali untuk menambal kekurangan pasokan.

"Namun, jika terus berulang dan dalam jumlah besar, menunjukkan ada yang salah dalam pengelolaan pangan utama rakyat ini," kata Amin kepada Tribunnews, Minggu (21/1/2024).

Baca juga: Nasdem Soroti Rencana Impor Beras 2 Juta Ton dari Thailand dan Vietnam

Amin yang berasal dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengatakan, fenomena el Nino dan lonjakan harga input produksi padi merupakan sesuatu yang bisa diprediksi dan diantisipasi.

Hal tersebut dinilai sebagai sesuatu yang bisa direncanakan langkah-langkah mitigasinya.

BERITA TERKAIT

"Namun sayangnya, pemerintah ternyata gagal merencanakan langkah antisipasi dan mitigasi, meski sudah banyak pihak mewanti-wanti dampak perubahan iklim terhadap produksi pertanian dan pangan," ujar Amin.

Ia memandang pemerintah juga tak memberi solusi konkret atas mahalnya dan kelangkaan pupuk belakangan ini.

Padahal, kata Amin, hal tersebut sudah lama berlangsung dan sering disuarakan petani.

Lebih lanjut, Amin mengatakan, meski sudah impor beras besar-besaran, di pasaran harga beras tidak pernah kembali ke harga normal.

"Tidak terjadi penurunan harga beras secara signifikan," tuturnya.

Sementara di sisi lain, petani terpukul karena anjloknya harga gabah, yang berarti tingginya harga beras tidak dinikmati petani.

Amin menyebut para petani harus menanggung kenaikan harga input produksi terutama pupuk.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas