Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Indonesia-Belanda Jajaki Kerja Sama Pengembangan Start-up Pertanian dan Manufaktur

KemenKopUKM menjajaki kerja sama pengembangan ekosistem startup dengan lembaga inkubator bisnis asal Belanda, World Startup.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Indonesia-Belanda Jajaki Kerja Sama Pengembangan Start-up Pertanian dan Manufaktur
handout
KemenKopUKM menjajaki kerja sama pengembangan ekosistem startup dengan lembaga inkubator bisnis asal Belanda, World Startup. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menjajaki kerja sama dengan lembaga inkubator bisnis asal Belanda, World Startup.

Kerja sama ini dalam rangka meningkatkan pengembangan ekosistem start-up di bidang pertanian, akuakultur, dan manufaktur.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, kerja sama dengan World Startup juga untuk mengoptimalkan proses dan hasil ataupun output dari program inkubasi usaha.

Diketahui, KemenKopUKM telah melaksanakan program inkubasi wirausaha (start-up), bermitra dengan 20 lembaga inkubator bisnis yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Kami ingin belajar dari Belanda tentang cara mempromosikan UKM inovatif melalui peran Inkubator Bisnis dan Teknologi,” kata Teten dalam keterangannya, Rabu (24/1/2024).

Teten kemudian mengatakan bagaimana kekayaan sumber daya alam Indonesia bisa menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju.

Berita Rekomendasi

Dengan kekayaan alam yang melimpah, kata dia, Pemerintah Indonesia secara konsisten mendorong program hilirisasi.

"Jadi hasil sumber daya alam tidak lagi dijual secara mentah,” ujar Teten.

Ia menjelaskan, saat ini pemerintah Indonesia telah melakukan pembatasan ekspor terhadap hasil sumber daya alam Indonesia.

Baca juga: Pemerintah Buka Rekrutmen Calon Penyelenggara Inkubator Wirausaha Tahun 2024

“Kami harus terus meningkatkan produksi, apabila produksi kami hancur, pengangguran pasti meningkat, daya beli menurun dan pasar lesu. Padahal 73 persen lapangan kerja disediakan UKM,” kata Teten.

Untuk menciptakan ekonomi baru pada program hilirisasi, Teten menyebut eksplorasi digitalisasi dari hulu ke hilir harus dilakukan.

Sebagai contoh dengan penggunaan IoT (Internet of Things) dalam pengembangan komoditas unggulan domestik untuk memperkuat strategi hilirisasi.

“Ekonomi digital untuk UKM bukan hanya on board di e-commerce atau membuat pelatihan literasi digital. Mulai dari teknologi finansial, sampai platform pengadaan barang dan jasa Pemerintah juga harus mendorong digitalisasi UKM,” ujar Teten.

Baca juga: Tajeer Inkubator Ajak Mahasiswa Jadi Entrepreneur Sejak di Bangku Kuliah

Dalam kesempatan sama, CEO World Startup Gerrit Jan Van 't Veen mengatakan, World Startup telah berhasil membangun ekosistem kewirausahaan secara berkelanjutan selama kurang lebih 10 tahun.

“Kami membangun kondisi yang menginspirasi bagi para calon wirausaha dan mitra mereka untuk tumbuh berkembang sebagai wirausaha dan mempercepat transisi global menuju masyarakat yang berkelanjutan dan adil melalui program kewirausahaan,” ujar Gerrit Jan Van 't Veen.

Ia juga menekankan siap berkolaborasi dan bertukar pikiran untuk membantu mengembangkan kewirusahaan di Indonesia.

“Tentu kita bisa bertukar pikiran dengan pemerintah Indonesia (KemenKopUKM) terkait pengembangan kewirausahaan yang telah kita jalani selama ini,” kata Gerrit Jan Van ‘t Veen.

Caption
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki (kanan) dalam penjajakan kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan lembaga inkubator asal Belanda, World Startup.
Dok: KemenKopUKM

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas