Airlangga Belum Mau Komentari Harga Nikel Dunia Turun dan Imbasnya ke Tambang-tambang Dalam Negeri
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto belum mau menjawab soal tren penurunan harga nikel dunia
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Bobby Wiratama
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto belum mau menjawab soal tren penurunan harga nikel dunia dan kaitannya terhadap tambang-tambang dalam negeri serta program hilirisasi nikel pemerintah.
Saat ditanya usai acara Penyaluran Bantuan Dana Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Desa Sialang, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara pada Jumat (26/1/2024), Airlangga hanya mengatakan bahwa dirinya saat ini sedang di perkebunan.
Sehingga tidak tepat jika membicarakan soal pertambangan.
"Kita lagi di kebun nih bukan di pertambangan," kata Airlangga.
Sebagai informasi, harga nikel dunia turun mendekati posisi terendah dalam tiga tahun terakhir.
Isu yang berkembang adalah turunnya harga nikel karena terjadi pasokan global berlebih.
Penurunan harga nikel ini terjadi di tengah pasokan Indonesia yang berlebih.
Tercatat pada Senin (22/1/2024) harga nikel dunia kontrak tiga bulan tercatat sebesar 16.036 dolar AS per ton.
Posisi tersebut merupakan harga terendah sejak April 2021.
Baca juga: SDI Rilis Hasil Survei Nasional Terbaru, Begini Elektabilitas Ketiga Paslon Pilpres
Mengutip Bloomberg pada Minggu (31/12/2023), nikel yang notabene logam yang digunakan dalam baja tahan karat dan baterai kendaraan listrik mencatatkan penurunan sebesar 45 persen di London Metal Exchange berdasarkan tahunan.
Penurunan ini jadi yang terbesar sejak tahun 2008.