16 Industri Alat Kesehatan Indonesia Unjuk Gigi di Arab Health 2024
Kementerian Perindustrian memboyong industri alat kesehatan dalam negeri untuk unjuk gigi di ajang Arab Health 2024
Penulis: Lita Febriani
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perindustrian memboyong industri alat kesehatan dalam negeri untuk unjuk gigi di ajang Arab Health 2024 yang berlangsung di Dubai World Trade Center pada 29 Januari-1 Februari 2024.
Tahun ini, Kemenperin memfasilitasi 16 perusahaan alat kesehatan dalam negeri tampil pada event tingkat internasional tersebut.
Sebagai informasi, industri alat kesehatan Indonesia memiliki peluang besar untuk tembus pasar global. Oleh karenanya partisipasi dalam ajang ini harus mampu dimaksimalkan.
Baca juga: Kemenperin Dalami PHK 1.500 Karyawan Pabrik Ban di Cikarang
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier, mengapresiasi para pelaku industri alat kesehatan yang telah ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi ini dan Kemenperin berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah turut membantu.
"Kami juga berharap, agar kesempatan ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mempromosikan produk alat kesehatan buatan industri dalam negeri yang berkualitas ekspor, yang pada akhirnya dapat mendorong pertumbuhan industri manufaktur dan ekonomi nasional," ungkap Taufiek, Senin (29/1/2024).
Di hadapan para delegasi dan peserta Arab Health 2024, Taufiek mengungkapkan, saat ini kekuatan industri alat kesehatan dalam negeri telah didukung sebanyak 150 perusahaan yang tergabung dalam Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI).
"Industri-industri dalam negeri ini telah mampu memproduksi alat kesehatan yang berkualitas seperti ventilator (dengan TKDN mencapai 58 persen), hospital furniture (TKDN 68 persen), hingga medical apparel (TKDN 92 persen)," terangnya.
Baca juga: Kemenperin Bidik Pertumbuhan Industri Capai 5,80 Persen Pada 2024
Ke depan, Kemenperin mendorong industri alat kesehatan dalam negeri agar dapat menghasilkan produk berbasis teknologi tinggi seperti electromedic devices, implan orthopedic dan perangkat radiologi.
Guna mencapai sasaran tersebut, beberapa langkah yang perlu dijalankan, antara lain menjamin ketersediaan bahan baku, penguasaan teknologi dan inovasi, serta mengembangkan RnD alat kesehatan dengan harapan terciptanya ekosistem alat kesehatan berbasis riset.
"Terkait bahan baku, kami berupaya untuk mendorong produsen bahan baku baja, plastik dan karet agar dapat menghasilkan produk medical grade bagi industri alat kesehatan dalam negeri sebagaimana juga tercantum dalam RIPIN 2015-2035," tegas Taufiek.
Baca juga: Tungku Smelter ITSS di Morowali Meledak, Kemenperin Masih Koordinasi dengan Polda Sulteng
Selanjutnya, sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing dan teknologi industri alat kesehatan dalam negeri, Kemenperin berperan aktif mengembangkan Center of Excellence (CoE) Alat Kesehatan di Yogyakarta dengan mengkolaborasikan perguruan tinggi dan industri dalam RnD produk inovasi alat kesehatan.
"Kami juga berupaya untuk menyusun regulasi P3DN yang lebih ramah bagi pelaku industri dengan memasukkan unsur RnD, agar ke depannya para pelaku usaha dapat mengoptimalkan penyerapan pasar dalam negeri khususnya untuk pasar dengan pembiayaan pemerintah," imbuhnya.
Sebagai informasi, Arab Health merupakan pameran internasional tahunan produk kesehatan yang telah diselenggarakan selama 48 tahun di Dubai.
Pameran ini merupakan ajang menampilkan berbagai produk alat kesehatan terbesar di dunia, yang pada penyelenggaraan tahun 2023 telah dihadiri lebih dari 110.000 pengunjung yang berasal dari 180 negara. Selain itu, terdapat lebih dari 3.600 peserta konferensi dan forum bisnis.