Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Faisal Basri Nilai Hilirisasi Konsep yang Sesat, Terbuka untuk Debat dengan Luhut

Ekonom senior INDEF (Institute for Development of Economics and Finance) Faisal Basri menyebut hilirisasi adalah konsep yang sesat.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Faisal Basri Nilai Hilirisasi Konsep yang Sesat, Terbuka untuk Debat dengan Luhut
Bambang Ismoyo
Ekonom senior Faisal Basri 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom senior INDEF (Institute for Development of Economics and Finance) Faisal Basri menyebut hilirisasi adalah konsep yang sesat.

Dia pun siap jika harus berdebat dengan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengenai program hilirisasi.

"Hilirisasi konsep yang sesat. Saya bisa debat deh sama Luhut Pandjaitan secara terbuka gitu. Anda organisir aja. Saya sama Tom Lembong deh berdua lawan Luhut dengan Seto (Deputi Bidang Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto)," kata Faisal dalam diskusi publik INDEF di Jakarta, Senin (5/2/2024).

Baca juga: Terinspirasi Kebijakan Hilirisasi Jokowi, Negara Afrika Undang Eks Mendag M Lutfi Jadi Pembicara

Dia bilang, bila debat itu dilakukan, bisa langsung menunjukkan betapa sesatnya hilirisasi yang menjadi program andalan pemerintah

"Selesai itu, semua bisa selesai menunjukkan betapa sesatnya hilirisasi ini. Karena apa? Wajar karena dia tidak mau mencederai apa yang sudah dilakukan oleh Pak Jokowi," kata Faisal.

Dalam ajakan berdebat ini, Faisal mengajak Tom Lembong bukan tanpa alasan. Co-Captain Tim Nasional Pemenangan Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) itu pernah mengkritik hilirisasi nikel di Indonesia karena menurutnya dijalankan secara ugal-ugalan.

BERITA REKOMENDASI

Tom juga sempat mengutarakan kesiapannya beradu debat secara terbuka soal hilirisasi nikel yang bisa membuat Indonesia pindah ke tangan asing.

“Kita siap untuk beradu argumentasi adu debat kan secara terbuka dan transparan,” kata Tom Lembong usai diskusi bertajuk ‘Dampak Sosial UU Ciptaker’ yang diadakan di DPTP PKS, Jakarta Selatan, Kamis (1/2/2024).

Eks Kepala BKPM itu mengatakan, argumennya punya dasar data dan jadi salah satu bukti kedewasaan berpolitik

Baca juga: Menteri Bahlil: Indonesia Bisa Mundur Lagi Tanpa Kebijakan Hilirisasi

Menurutnya di era sekarang sudah seharusnya apa yang dipertontonkan adalah data dan dokumentasi, bukan lagi ucapan tanpa sumber.

"Saya menghargai peluang untuk kita semua bisa beradu data, beradu gagasan, beradu dokumentasi ya, saya mensyukuri bahwa kita sebagai sebuah bangsa semakin dewasa berpolitik jadi tidak semakin meninggalkan praktik lama seperti panggil nama, ya kan,” tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas