Jalan Tol Trans Sumatera, Beri Harapan Baru PO Bus Lintas Jawa-Sumatera Terus Melaju di Bumi Andalas
Kehadiran Tol Trans-Sumatera yang dibangun oleh Hutama Karya banyak memberikan manfaat, salah satunya memudahkan pelaku PO Bus.
Penulis: Andra Kusuma
Editor: Sri Juliati
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Andra Kusuma
TRIBUNNEWS.COM - Siapa sih yang tak tahu Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS)?
Ya, tol yang diinisiasi oleh pemerintah melalui program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) pada tahun 2010-2011 ini baru bisa dilaksanakan pembangunannya pada tahun 2015 silam oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Tujuan utama Tol Trans-Sumatera adalah meningkatkan konektivitas antara kota-kota besar, pelabuhan, dan pusat-pusat ekonomi di Pulau Sumatera.
Dengan meningkatnya aksesibilitas, diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Pembangunan Jalan Tol Trans-Sumatera adalah proyek yang berkelanjutan dan pemerintah terus berupaya untuk mengembangkan dan memperpanjang jaringan tol tersebut agar mencakup lebih banyak wilayah di Pulau Sumatera.
Dengan meningkatnya konektivitas, diharapkan Tol Trans-Sumatera dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi, perdagangan, dan pariwisata di Pulau Sumatera.
Hal ini juga diharapkan dapat mengurangi kemacetan lalu lintas di Jalan Nasional atau Jalan Lintas Sumatera dan memperpendek waktu perjalanan antarwilayah di pulau Sumatera.
Tol Trans-Sumatera merupakan bagian dari proyek nasional yang lebih besar, yaitu Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS), yang mencakup berbagai moda transportasi seperti jalan tol, pelabuhan, dan kereta api.
Selama satu dekade ini, Hutama Karya (HK) telah membangun Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang ±1.021,5 km, termasuk dengan jalan tol dukungan konstruksi.
Untuk ruas tol Konstruksi 347,5 km dan 681 km ruas tol Operasi.
Adapun ruas yang telah beroperasi secara penuh di antaranya yakni Tol Bakauheni - Terbanggi Besar (141 km), Tol Terbanggi Besar - Pematang Panggang - Kayu Agung (189 km), Tol Palembang - Indralaya (22 km), Tol Medan Binjai (17 km), Tol Pekanbaru - 0 Dumai (132 km), Tol Sigli Banda Aceh Seksi 2–6 (50 km) serta Tol Binjai - Langsa Seksi 1 (12 km), Tol Bengkulu - Taba Penanjung (18 km) dan Tol Pekanbaru - Bangkinang (31 km), Tol Indralaya - Prabumulih (64 km), dan Tol Binjai - Langsa Segmen Binjai - Stabat (7,5 km).
Ternyata kehadiran Tol Trans-Sumatera banyak memberikan manfaat, salah satunya memudahkan para pelaku Pengusaha Otobus (PO) untuk ikut menikmati pengaruh positifnya.
Memang, hadirnya Jalan Tol Trans-Sumatera ini sangat berdampak pada waktu tempuh yang dilalui kendaraan pribadi. Durasi waktu tempuh truk maupun bus menjadi singkat, baik untuk rute antar Kabupaten atau Kota di pulau Sumatera dan antar pulau.
PO yang sangat menikmati hadirnya Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS) adalah Putra Remaja. PO bus yang beralamat di Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini sudah melayani penumpang tujuan pulau Sumatera kurang lebih sudah 34 tahun sejak awal berdiri pada 1983.
Christian selaku Supervisor Operasional PO Putra Remaja menceritakan, bus Putra Remaja trayek antar pulau, pulau Jawa ke Sumatera sudah berjalan hampir 34 tahun dari pertama kali PO ini didirikan dan trayek ini menjadi salah satu kebanggaan PO Putra Remaja selama lebih dari 40 tahun berkecimpung di dunia transportasi.
Sebelum adanya jalan tol, bus dari Pulau Jawa yang akan ke kota dan kabupaten di Pulau Sumatera hanya punya satu lajur yaitu melewati jalur lintas Sumatera dan memakan waktu tempuh hingga 48 jam untuk tujuan Kota Palembang dan hingga 72 jam untuk tujuan Provinsi Jambi, untuk tujuan paling jauh PO Putra Remaja yaitu Kecamatan Sungai Rumbai, Sumatera Barat yang berbatasan dengan Kota Padang.
"Putra Remaja pertama kali mengaspal tujuan Pulau Sumatera dari tahun 1989, dengan armada tiga sampai empat bus melewati jalan lintas Sumatera (atau sering disebut oleh para supir bus sebagai jalur lama). Dulu saat melewati jalur lama perjalanan dari keluar pelabuhan Bakauheni ke Palembang bisa 12-14 jam, ke Jambi bisa 22-24 jam jika itu tidak ada kemacetan di jalur lama," jelas Christian saat ditemui Tribunnews.
"Hadirnya jalan tol yang menghubungkan Lampung sampai Palembang juga mengurangi waktu tempuh yang sangat signifikan dari sebelumnya. Jadi bus setelah menyeberang dari Pulau Jawa sampai Bakauheni, keluarnya sudah langsung bisa masuk tol, arah Palembang."
"Bus langsung masuk tol setelah keluar dari Bakauheni sangat memangkas waktu, jarak tempuh Lampung menuju Palembang 238 kilometer bisa ditempuh hanya dengan waktu tiga sampai empat jam saja, sangat berbeda saat belum ada Jalan Tol Trans-Sumatera," lanjut Christian.
Dengan adanya tol Sumatera, Christian mengutarakan PO Putra Remaja sempat menambah armada dari sebelumnya hanya 12-13 armada saat ini sudah 15 armada yang jalan melewati tol Sumatera setiap harinya.
Tidak menutup ke depannya PO Putra Remaja akan terus menambah rute jika konstruksi ruas Jalan Tol Trans Sumatera rampung.
Bahkan, Christian beranggapan sektor ini akan bertahan bahkan bisa naik secara signifikan jika Tol Trans Sumatera bisa terus sampai Banda Aceh.
Penumpang bus dari Jawa ke Pulau Sumatera Melonjak
Sisi lain dari adanya Jalan Tol Trans Sumatera selain hemat waktu, juga mengungkapkan adanya lonjakan penumpang bus.
"Dibangunnya Jalan Tol Trans Sumatera membuat penumpang Putra Remaja naik, meski kenaikan tidak signifikan, tapi terlihat mengalami kenaikan di hari-hari biasa, biasanya dalam sehari cuma ngangkut penumpang dari Pulau Jawa ke Sumatera tidak lebih dari 10 orang, sejak adanya Jalan Tol Trans Sumatera bisa lebih dari 10 kadang bisa sampai 20 orang."
"Meski ada Jalan Tol Trans Sumatera, harga tiket juga tidak dinaikkan, tetap seperti biasa, sebagai contoh Solo-Palembang Rp 650 ribu dan Solo-Jambi Rp 700 ribu, kami berkomitmen ingin selalu mempermudah masyarakat dalam hal bepergian lewat jalur darat," ungkap Christian.
Ke depan, Christian berharap untuk Jalan Tol Trans Sumatera agar gerbang tol diperbanyak lagi, selain itu perlu juga untuk diperbaiki sejumlah ruas jalan masih ditemukan bergelombang dan berlubang.
"Pintu tol yang dibutuhkan dari para PO adalah Seberuk, Tugu Mulyo, dan Tanjung Raja. Kalau Tulang Bawang - Tugu Mulyo itu lewat lintas Sumatera empat jam, kalau lewat tol Tulang Bawang Simpang hanya satu jam. Memudahkan PO saat menurunkan penumpang karena penumpang bus kebanyakan masyarakat yang tinggal di pinggir kota besar. Ini berhubungan dengan komitmen PO Putra Remaja ingin memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada masyarakat dalam memakai angkutan darat," jelas Christian.
Ditemui secara terpisah, Yofie Aganovic, asisten manajer marketing PT Rosalia Indah Transport (PO Rosalia Indah) mengutarakan, bisnis transportasi darat, khususnya bus, sejak adanya Jalan Tol Trans Sumatera sangat menjanjikan.
PO Rosalia Indah yang pertama kali mengaspal di Jalan Tol Trans Sumatera pada tahun 2005 tujuan Muara Enim dan rute Palembang pertama kali dibuka oleh Rosalia Indah pada tahun 2007. Kedua rute ke Pulau Sumatera ini, Muara Enim dan Palembang pernah dinonaktifkan sampai beberapa waktu karena belum ada Jalan Tol Trans Sumatera.
"Dengan tahun dimana pada saat itu belum terdapat Tol Trans Sumatera sehingga rute perjalanan masih melalui jalur nasional Trans Sumatera, dikarenakan waktu tempuh jalur nasional relatif lama hingga tujuh jam lebih, hal tersebut menjadi kendala utama untuk Rosalia Indah," jelas Yofie.
"Namun ketika Tol Trans Sumatera telah dibuka, perjalanan Solo menuju Palembang melalui akses tol hanya membutuhkan waktu tempuh 3 hingga 4 jam saja. Hal ini menjadi kabar baik untuk Rosalia Indah karena meskipun harga tiket mengalami kenaikan yang disebabkan oleh adanya beban biaya tol, namun angka penumpang justru mengalami peningkatan. Kenaikan harga tiket juga tentunya terjangkau karena bus Rosalia Indah menawarkan berbagai fasilitas yang membuat penumpang nyaman saat perjalanan," tambahnya.
Rosalia Indah melayani beberapa rute wilayah Sumatera, antara lain Palembang, Muara Enim, Tulang Bawang, Kotabumi, Pringsewu, Belitang, Lampung, dan sekitarnya.
Serta menyediakan layanan sebanyak 17 rute dan jadwal keberangkatan dalam satu hari dengan rute perjalanan dari wilayah Sumatera menuju Jakarta, Jawa Barat (Bogor), Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Sependapat dengan Christian, Yofie menjelaskan bahwa kehadiran jalan tol memungkinkan waktu tempuh perjalanan antar daerah di Sumatera menggunakan bus semakin cepat, dengan begitu bus pada akhirnya masih menjadi transportasi pilihan masyarakat.
Harapan Yofie kepada pengelola Jalan Tol Trans Sumatera, Hutama Karya ialah di setiap titik pada Jalan Tol Trans Sumatera senantiasa dalam kondisi yang baik serta adanya peningkatan kelengkapan pada fasilitas di Rest Area Tol Trans Sumatera agar penumpang dapat beristirahat dengan nyaman.
Dengan adanya infrastruktur tol yang ada saat ini, Rosalia Indah akan terus berkomitmen dalam memberikan pelayanan prima yang baik, efektif dan efisien kepada penumpang dengan memanfaatkan jalur Tol Trans Sumatera.
Cepat Sampai di Kampung Halaman
Romadhoni Alfitranto, seorang penumpang yang sering mudik ke Baturaja, Sumatera Selatan menggunakan bus dari Kota Surakarta membagikan pengalaman ketika pulang ke kampung halamannya menggunakan bus yang melewati Jalan Tol Trans Sumatera.
"Mudik dari Solo ke Baturaja beberapa kali naik bus, terakhir Agustus Tahun 2023 lalu, baru kali ini terasa perbedaannya, terutama dari segi waktu. Biasanya perjalanan bisa sampai 36 jam, sejak ada tol kurang lebih bisa 24 jam saja," jelas Romadhoni.
Memang saat melewati jalan lintas Sumatera atau jalur lama kondisi jalan tidak begitu baik dan sering terjadi kemacetan panjang, hal ini yang membuat penumpang bosan dan lelah.
"Sampai di kampung halaman dengan waktu yang singkat bisa bawa oleh-oleh tipe basah, kalau dari Solo bisa bawa Srabi, Jenang khas Solo dan kue leker. Kalau balik dari Sumatera ke Jawa juga bisa bawa makanan khas Sumatera Selatan seperti pempek," tambah Romadhoni.
Hal lain yang dirasakan Romadhoni, sekarang kalau mudik ke Sumatera bisa lama bersama keluarga, tidak terburu-buru seperti waktu sebelum ada tol trans Sumatera. (*)