Warisan Budaya dan Spiritualitas Aceh Diangkat ke Sektor Fesyen
Warisan budaya dan spiritualitas Aceh diangkat ke sektor fesyen. Di antaranya lewat koleksi Nusantara yang ke-5
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Warisan budaya dan spiritualitas Aceh diangkat ke sektor fesyen. Di antaranya lewat koleksi Nusantara yang ke-5, Bungong Jeumpa, Paduan Warisan Budaya dan Spiritualitas dari Serambi Mekah, Aceh.
Dalam koleksi Nusantara kali ini, Saskara tidak hanya mengangkat warisan budaya dan keindahan alam Aceh, tetapi juga mengingatkan kembali sebuah simbol spiritual di provinsi Aceh dan hubungannya dengan esensi peristiwa Isra Miraj yang dijalankan oleh Nabi Muhammad SAW yang terjadi pada malam 27 Rajab tahun kesepuluh setelah kenabian, sekitar 14 abad yang lalu.
Baca juga: Makna Batik Jokowi yang Dikenakan saat Makan Bakso Bareng Prabowo, Begini Sejarahnya
CEO sekaligus desainer Saskara, Andya Kartika menjelaskan, Aceh, yang dikenal sebagai 'Serambi Mekah', karena kedekatannya dengan nilai-nilai Islam dan kekayaan tradisi religiusnya, telah lama menjadi inspirasi bagi mereka. Melalui Bungong Jeumpa, lanjut Andya, paduan nilai-nilai Islam, tradisi, dan keindahan alam Aceh dibingkai dalam sebuah karya dari Saskara.
"Seringkali saat kita berhadapan dengan seseorang yang kita anggap penting, kita berusaha tampil dalam keadaan terbaik, tapi bagaimana saat kita menghadap kepada Sang Maha Pencipta? Pesan itulah yang kami coba sampaikan melalui produk-produk Saskara,” ujarnya dalam keterangannya, Kamis (9/2/2024).
COO Saskara, Afif Kamal Fiska menambahkan, pemilihan waktu peluncuran yang bertepatan dengan Isra Miraj, dikhususkan karena koleksi Bungong Jeumpa kali ini terdiri dari 5 pilihan mukena dan scarves, dimana mukena merupakan alat ibadah yang dikenakan oleh Muslimah di Indonesia saat shalat, dan Isra Miraj adalah peristiwa Nabi Muhammad SAW mendapat perintah shalat 5 waktu.
Bungong Jeumpa memiliki desain dua bangunan ikonik yang dibangun pada masa kesultanan Sultan Iskandar Muda dari Kesultanan Aceh Darussalam yakni Masjid Agung Baiturrahman dan Gunongan, yang dibalut dalam rangkaian bunga cempaka yang merupakan simbol representasi dari keanggunan dan kekuatan.
Selaras dengan makna dari bunga cempaka, pemilihan nama tiap produk dari koleksi Bungong Jeumpa diambil dari nama-nama pahlawan wanita Aceh - Dhien, Keumala, Meurah, Meutia, dan Puteh.
Para pahlawan wanita Aceh ini merupakan simbol keteguhan, kelembutan, dan keanggunan, dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Selain motif penuh makna, pemilihan kain untuk produk Bungong Jeumpa ini menggunakan jenis bahan satin silk yang lembut, halus, tidak mudah kusut, dan berukuran kecil saat dilipat.
Baca juga: Ashanty Beri Hadiah Tak Biasa untuk Ameena, Sang Cucu Dapat Ayam Kate Langka Bermotif Batik
Ditemani pouch berukuran mungil, koleksi kali ini memiliki pelengkap sajadah dengan warna dan motif senada. Selain produk mukena, Bungong Jeumpa juga hadir dalam varian scarves, yang hadir dalam pilihan bahan voal dan satin.
Bungong Jeumpa membawa filosofi mendalam tentang nilai shalat sebagai penghubung antara manusia, Sang Maha Pencipta, dan alam semesta. Setiap karya yang dihasilkan oleh Saskara mengajak untuk hadir dalam kondisi terbaik saat berhadapan dengan Sang Maha Pencipta, sebuah nilai yang telah lama dihidupkan dalam kebudayaan Aceh, 'Serambi Mekah'.