Beras Langka, Pengusaha Ritel Menaruh Harapan Pada Bulog Untuk Terus Guyur Beras SPHP
Di tengah kelangkaan beras seperti saat ini, menurut Roy, penting untuk Bulog tetap lancar mengguyur beras SPHP ke gerai ritel modern.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) Roy Mandey berharap Perum Bulog bisa konsisten mengguyur gerai ritel dengan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Di tengah kelangkaan beras seperti saat ini, menurut Roy, penting untuk Bulog tetap lancar mengguyur beras SPHP ke gerai ritel modern.
"Kalau enggak ada beras premium kemasan, masih ada SPHP dan itu sebenarnya premium kualitasnya kan. Jadi oke aja masyarakat," kata Roy ketika ditemui di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Senin (12/2/2024).
Baca juga: Stok Beras Bulog 1,2 Juta Ton, Erick Thohir Pastikan Tercukupi Untuk Hadapi Ramadhan dan Idul Fitri
Dia bilang, jangan sampai rak beras di gerai ritel modern itu kosong, sebab itu bisa menimbulkan pikiran masyarakat untuk melakukan "panic buying".
"Jangan sampai raknya kosong aja. Kalau rak kosong itu yang membuat masyarakat, 'Wah, kalau gitu kita mesti cari beras banyak.' Nyimpen (karena panik buying)," tutur Roy.
Ia pun meminta Bulog dan Food Station bisa terus mengguyur beras ke gerai ritel modern setidaknya hingga impor beras masuk atau panen raya tiba.
Kalaupun ketika panen raya tiba, menurut Roy itu tidak serta merta akan menyelesaikan masalah ini.
Jika panen raya bisa terlaksana pada akhir Maret ini, masih ada proses panjang yang menanti. Usai panen, padi masih harus melewati proses penggilingan terlebih dahulu.
"Kemudian habis digiling, dikemasin. Habis dikemasin baru dikirim pakai truk, pakai angkutan, baru sampai ke retail," ujar Roy.
Jadi, ia merasa ketika panen raya akhir Maret terlaksana, beras baru akan tiba di ritel pada pekan pertama, paling telat pekan kedua April.
Roy juga turut menjelaskan bahwa ada tiga beras yang tersedia di retail. Satu, beras komersial dari swasta. Kedua, beras komersial dari Bulog yang merupakan hasil serapan dari petani. Ketiga, ada beras medium SPHP yang merupakan hasil impor.
Baca juga: Harga Beras Melonjak, Bos Bapanas Bantah Stok Menipis, Ini Pernyataannya
"Nah, yang terbatas (di ritel modern) itu adalah beras komersial swasta. Sehingga, hukum ekonomi ketika supply-nya terbatas, tapi demand-nya tetap, (jadinya) harga naik," kata Roy.
Sebelumnya dalam kesempatan sama, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan, pihaknya bersama semua stakeholder pangan akan segera menggelontorkan beras ke berbagai lini pasar.