Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pemerintah Pastikan Stok Beras Aman untuk Lebaran 2024 Meski Masif Guyur ke Pasar dan Ritel Modern

Sebanyak 50 ribu ton beras dari Bulog mulai masuk ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Pemerintah Pastikan Stok Beras Aman untuk Lebaran 2024 Meski Masif Guyur ke Pasar dan Ritel Modern
HO
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi. Sebanyak 50 ribu ton beras dari Bulog mulai masuk ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah terus mengguyur beras ke pasar tradisional dan modern.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, pihaknya langsung berkoordinasi dengan PERPADI, PIBC, Bulog plus APRINDO, usai diperintah Presiden Jokowi pada Senin (11/2/2024) lalu.

"Perintah Bapak Presiden adalah stok beras yang ada di Bulog, yang ada di PIBC, di Food Station BUMD DKI Jakarta, tolong dioptimalkan untuk diguyur ke pasar, baik pasar modern maupun pasar tradisional," kata Arief dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (14/2/2024).

Ia mengatakan, sebanyak 50 ribu ton beras dari Bulog mulai masuk ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).

Baca juga: Bulog Mengaku Bansos Beras Tak Mampu Turunkan Harga yang Mahal di Pasaran

Adapun dikatakan Arief, dua hari ini stok beras telah diguyur ke pasar modern. Arief bilang, seharusnya sampai dengan Lebaran, stok beras aman dan terjaga.

"Ini tidak sulit, yang sulit itu kalau tidak ada berasnya, ini kan sekarang berasnya banyak. Ini karena Bulog sampai hari ini punya stok beras total 1,3 juta ton dan ini sudah dipersiapkan oleh pemerintah dari jauh-jauh hari. Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) itu harus ada," kata Arief.

Berita Rekomendasi

Ia pun mengajak masyarakat luas untuk terus menerapkan belanja dengan bijak yang wajar dan sesuai dengan kebutuhan.

Hal ini penting agar pemerataan dapat terjadi di setiap elemen masyarakat.

"Yang perlu dijelaskan kepada masyarakat luas, kalau kita itu masak di rumah ya 5 kilogram (kg), 10 kg cukup ya. Tapi kalau belinya sampai 5-10 ton, itu pasti pedagang," ujar Arief.

"Jadi kalau di ritel itu memang belinya yang kemasan kecil 5 kg. Kalau tidak dibatasi, nanti stok di toko cepat habis. Teman-teman di ritel kan juga tidak mau stoknya kosong," lanjutnya.

Ia mengatakan, masyarakat belanja seperlunya saja, tidak usah khawatir karena akan dipenuhi seluruhnya.

Menurut Arief, kalau memang kebutuhan sebulan misalnya 2-3 pack, tidak perlu beli sampao 10 pack.

"Kalau rumah tangga 2 pack itu sudah cukup banget. Semua ini tujuannya untuk pemerataan. Jadi jangan dikatakan beras dibatasi 2 pack karena stok kurang," tutur Arief.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas