Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Rupiah Jumat Pagi Tertekan, Gara-gara Hasil Quick Count Pilpres? Ini Penjelasan Analis

Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah 48 poin pagi ini ke posisi Rp 15.670 berdasarkan data Bloomberg Spot, Jumat (16/2/2024) pagi

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Rupiah Jumat Pagi Tertekan, Gara-gara Hasil Quick Count Pilpres? Ini Penjelasan Analis
dok. KONTAN
Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah 48 poin pagi ini ke posisi Rp 15.670 berdasarkan data Bloomberg Spot, Jumat (16/2/2024) pagi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah 48 poin pagi ini ke posisi Rp 15.670 berdasarkan data Bloomberg Spot, Jumat (16/2/2024) pukul 09.20 WIB.

Sebelumnya, pada penutupan Kamis kemarin (15/2/2024), nilai tukar rupiah di level Rp15.622




Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan nilai tukar mata uang Garuda ada potensi melemah pada akhir pekan ini.

"USD-IDR mungkin masih bergerak di kisaran Rp15.580 hingga Rp15.680," ucap Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra kepada Tribunnews, Jumat (16/2/2024).

Ia mengungkapkan, fluktuasi nilai tukar mata uang Garuda terdampak berbagai sentimen.

Salah satunya yakni adanya proses penghitungan cepat alias Quick Count Pemilu Pilpres yang tengah berlangsung.

BERITA TERKAIT

Disinyalir, para pelaku pasar masih menunggu hasil akhir, meskipun ada indikasi kuat salah satu pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang unggul dalam hasil Quick Count tersebut.

Namun, untuk pelemahan nilai tukar, utamanya disebabkan pasar mewaspadai tingkat inflasi konsumen di AS yang masih meningkat.

"Rupiah sempat bergerak menguat terhadap dollar AS pagi kemarin karena efek 1 putaran. Tapi di sisi lain, pasar mewaspadai tingkat inflasi konsumen AS yang masih menaik," papar Ariston.

Baca juga: Ini Dampak ke Nilai Tukar Rupiah Jika Pilpres 2024 Berlangsung Satu Putaran

"Data ini menurunkan ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan AS. Ini mungkin menjadi pertimbangan pasar sehingga penguatan rupiah tidak bertahan," sambungnya.

Selain itu, data trade balance Indonesia bulan Januari, meskipun masih surplus tapi terjadi penurunan surplus yang diakibatkan penurunan ekspor yang melebihi ekspektasi.

Baca juga: Rupiah Ditutup Melemah ke Rp15.622 per Dolar AS, Saat Prabowo-Gibran Menangkan Hasil Quick Count

Hasil ini mungkin juga membebani rupiah hari ini.

"Data Penjualan Ritel AS, data klaim tunjangan pengangguran AS dan beberapa data yang berkaitan dengan manufaktur AS bisa mempengaruhi pergerakan USD-IDR," ungkap Ariston.

"Bila data-data yang dirilis kembali positif atau lebih bagus dari ekspektasi pasar, dollar AS bisa menguat lagi terhadap rupiah, dan sebaliknya," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas