KPR BTN Wujudkan Impian Generasi Milenial Punya Rumah: Ingat KPR, Ingat BTN
KPR BTN menjadi satu solusi bagi generasi milenial untuk mewujudkan impiannya dalam memiliki rumah yang layak. Ingat KPR, ingat BTN.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Memiliki rumah adalah impian terbesar banyak orang. Tak terkecuali bagi generasi milenial atau generasi Y yang lahir tahun 1981–1996.
Sayangnya, generasi milenial menganggap memiliki rumah adalah impian yang 'mahal.' Semahal harga rumah tapak yang kian hari terus terkerek naik.
Data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat, sebanyak 4,39 juta rumah tangga yang belum punya rumah pada 2022 merupakan generasi milenial.
Masalah ini kian pelik seiring biaya hidup di Indonesia yang juga semakin tinggi. Upah, gaji, atau penghasilan seakan tak mengejar lagi.
Di sisi lain, generasi milenial dikenal sebagai generasi yang memiliki ambisi kuat dan sikap optimis yang tinggi. Betapa pun sulit perjuangan memiliki rumah sendiri, impian itu tetap layak diwujudkan.
Salah satu caranya dengan memanfaatkan produk Kredit Kepemilikan Rumah (KPR).
Perencana keuangan, Ida Puspitarini W mengatakan, KPR menjadi langkah tepat sekaligus solusi terbaik agar generasi milenial bisa segera memiliki sebuah rumah.
Hal ini didasari kenaikan harga rumah yang terus terjadi setiap tahun.
"Dengan adanya peningkatan harga rumah dan tanah setiap tahun yang tidak bisa kita tahan lagi, maka KPR menjadi solusi terbaik supaya generasi milenial segera memiliki rumah," kata Ida kepada Tribunnews.com baru-baru ini.
Dengan KPR, lanjut Ida, ada pihak lain -dalam hal ini bank pembiayaan KPR- yang membantu generasi milenial untuk memiliki rumah dan komitmen membayar cicilan tepat waktu.
"Kalau nggak pakai bantuan KPR, mau sampai kapan dapat rumahnya?" kata Dosen UIN Saifuddin Zuhri Purwokerto itu.
Ingat KPR, Ingat BTN
Nah, kekhawatiran inilah yang sempat menimpa pasangan milenial, Abelian Jordi Wicaksono dan sang istri, Lanny Latifah.
Pasangan yang menikah pada September 2022 memiliki mimpi segera punya rumah agar tak lagi menumpang di rumah orang tua dan berpindah kos-kosan.
Namun di sisi lain, harga rumah di tempat mereka merantau yaitu Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, terus naik. Keduanya khawatir, semakin tingginya harga rumah di masa mendatang, semakin tak terjangkau.
Pasalnya, meski sama-sama memiliki penghasilan, baik Lanny maupun Jordi yang berstatus sebagai karyawan swasta- termasuk dalam kelompok masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Merujuk pada Keputusan Menteri PUPR Nomor 22/KPTS/M/2023, masyarakat berpenghasilan rendah adalah masyarakat dengan penghasilan maksimal senilai Rp 7 juta bagi yang belum kawin dan maksimal senilai Rp 8 juta untuk yang sudah kawin.
"Akhirnya, kami mengambil keputusan besar. Dengan kondisi finansial finansial saat ini yang belum memungkinkan untuk cash, kami membeli rumah dengan cara KPR," kisah Lanny.
Pada November 2023, keduanya memutuskan untuk mencari-cari informasi seputar perumahan. Target mereka adalah rumah subsidi. Pencarian mereka pun jatuh pada perumahan bersubsidi di pinggir Karanganyar.
Keputusan pasangan ini untuk membeli rumah semakin mantap setelah mengetahui bank penyalur KPR yang akan memfasilitasi adalah BTN.
"Selama ini yang kami tahu, BTN menjadi salah satu bank resmi penyalur pinjaman KPR subsidi. Jadi mindset-nya, kalau mau beli rumah secara KPR ya ingatnya BTN," ucap Lanny.
Belum lagi, tambah Lanny, bank pelat merah ini menawarkan suku bunga 5,00 persen fixed sepanjang tenor. "Kami ambil KPR dengan tenor 20 tahun dengan harapan cicilan lebih ringan," katanya.
Lanny juga mengatakan, proses pengajuan KPR hingga akad kredit berlangsung cepat, mudah, dan tak berbelit-belit. Waktunya pun cukup singkat. Hanya sekira satu bulan.
Impian itu pun akhirnya terwujud pada Desember 2023 setelah keduanya melepas uang tabungan sisa pernikahan untuk membayar uang muka (down payment).
Ya, akhir tahun lalu, mereka baru saja melakukan akad KPR BTN subsidi. Kini, rumah seluas 60 meter persegi, siap mereka tinggali.
Pengalaman mengajukan KPR BTN yang mudah dan cepat juga disampaikan Wiji Kasiani. Bedanya, Yani -sapaan karibnya- mengajukan KPR untuk rumah non-subsidi alias konvensional.
Wanita asal Cepu yang kini pindah ke Semarang mengikuti sang suami ini juga hanya perlu waktu satu bulan untuk memiliki rumah impiannya pada Desember 2019.
"Jadi seminggu setelah mengajukan, pihak BTN melakukan survei ke tempat usaha kami. Seminggu setelahnya, kami mendapat kabar baik, pengajuan KPR diterima," cerita Yani.
Selanjutnya, Yani menunggu waktu untuk pelaksanaan akad. Lagi-lagi, ia perlu menunggu dua minggu.
Hingga tak terasa, kini sudah tiga tahun, ia dan keluarga kecilnya menempati rumah di wilayah Tembalang itu.
Perjuangan Yani dalam memiliki rumah dimulai dari keinginan sederhananya untuk sang anak.
Ia ingin sang anak yang kini berusia 6 tahun mempunyai kamar tersendiri. Tak berbagi dengan kedua orang tua ataupun saudara lainnya. Maklum, selama empat tahun, Yani sempat tinggal di rumah mertua.
"Waktu di rumah mertua, selain tinggal dengan keluarga mertua juga ada keluarga ipar. Sementara anak semakin lama semakin besar. Saya pingin anak punya kamar sendiri, apalagi dia sudah mulai sekolah. Ya sekalian demi kenyamanan keluarga," kata Yani.
Demi mewujudkan keinginan tersebut, Yani dan sang suami mulai mengencangkan ikat pinggang. Menabung sedikit demi sedikit dari hasil berjualan masakan Padang.
Yani bahkan menerapkan sistem target agar tabungannya terus bertambah. Hingga di tahun ketiganya, tabungan Yani berhasil mencapai Rp 120 juta.
Saat dirasa sudah cukup, pada pertengahan 2019, Yani memberanikan diri mencari rumah dengan uang muka sekira Rp 120 juta.
Pilihannya jatuh pada rumah yang ditinggalinya sekarang. Beruntung, pengembang perumahan tersebut memiliki kerjasama dengan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN).
Imej BTN sebagai bank pembiayaan perumahan terpopuler melalui KPR semakin memantapkan langkah Yani untuk mewujudkan impiannya.
"Kalau bicara soal KPR ya ingatnya BTN, ingatnya produk BTN pasti KPR," tambahnya.
BTN sebagai Raja KPR di Indonesia
Anggapan BTN sebagai banknya orang yang nyicil rumah memang tak lepas dari perjalanan bank yang kini berusia 74 tahun tersebut.
Perjalanan BTN dan KPR sudah berjalan sejak 47 tahun lalu, tepatnya 10 Desember 1976. Jauh sebelum generasi milenial lahir.
Saat itu, BTN mendapat penugasan menjadi penyelenggara KPR dari Menteri Keuangan (Menkeu) Ali Wardhana pada 29 Januari 1974.
Namun penyaluran KPR pertama kali baru terjadi dua tahun kemudian yaitu pada 10 Desember 1976 di Semarang.
KPR tersebut disalurkan untuk 9 unit rumah di Semarang, disusul Kota Surabaya dengan 8 unit rumah pada tahun yang sama.
Total KPR perdana yang berhasil direalisasikan BTN pada 1976 adalah 17 unit rumah dengan nilai kredit Rp 38 juta.
Kini, di usianya yang kian matang, 74 tahun, KPR BTN telah membiayai total 5,2 juta unit rumah. Dari sejumlah tersebut, sekitar 4,05 juta dinikmati oleh MBR melalui fasilitas KPR Subsidi.
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu mengatakan, perjalanan panjang BTN dalam membantu pemenuhan kebutuhan rumah di Indonesia menjadi sumber kekuatan untuk terus mendukung sektor perumahan dan menciptakan nilai tambah bagi perekonomian.
"Banyak pelajaran yang kami petik dalam membangun ekosistem perumahan selama ini. Hal ini menjadi bekal untuk perbaikan dalam mencapai aspirasi menjadi bank penyalur KPR terbaik di Asia Tenggara," kata Nixon saat HUT KPR yang ke-47 tahun, Minggu (10/12/2023).
Dengan lebih dari 90 persen portofolio kredit BTN berupa kredit perumahan, wajar jika sebutan 'raja KPR' disematkan pada BTN.
Saat ini, BTN telah menguasai sekitar 40 persen pangsa pasar KPR secara nasional, menggerakkan 181 sub-sektor ekonomi, dan lebih dari 7.000 pengembang perumahan telah bermitra dengan BTN.
Di sektor KPR subsidi, BTN mendominasi sebesar 83 persen dan menjadi kontributor utama untuk program perumahan rakyat.
Dalam dua tahun ke depan, BTN berharap dapat membiayai 1 juta rumah subsidi. Dengan kekuatan ini, BTN mendukung upaya pemerintah untuk menyejahterakan masyarakat berpenghasilan rendah.
Sementara itu, di sektor KPR non-subsidi, BTN terus mengoptimalisasi upaya untuk membidik segmen menengah ke atas atau emerging affluent.
Untuk memudahkan generasi milenial dalam menggapai impian mempunyai rumah, BTN kini juga menawarkan KPR skema syariah dengan jangka waktu sampai 30 tahun.
Dalam keterangannya, Direktur Consumer BTN, Hirwandi Gafar mengatakan, KPR BTN Syariah dapat diakses oleh calon nasabah dengan semua jenis pekerjaan, mulai dari pekerjaan tetap, profesional, hingga wirausaha.
Skema syariah tersebut juga menawarkan uang muka ringan hingga promo bundling untuk pembiayaan isi furnitur rumah hingga biaya pernikahan.
"KPR BTN Syariah juga memiliki beberapa skema yakni skema berjenjang dengan margin mulai 2,99 persen serta pilihan skema fix margin sampai lunas," kata Hirwandi.
Selain itu, BTN juga memiliki aplikasi BTN Properti.co.id yang dapat memberikan layanan secara menyeluruh (one stop services) dan mempertemukan para pihak dalam satu platform.
Di aplikasi tersebut, pengguna dapat berburu rumah secara mudah, mendapatkan informasi secara lengkap, dan langsung proses pengajuan kredit.
Selain itu, aplikasi BTN Properti juga memandu konsumen tentang biaya yang harus disiapkan sebelum menyerahkan dokumen, seperti biaya notaris, perhitungan pajak, provisi, hingga asuransi.
Dengan segala kemudahan yang diberikan BTN sebagai raja KPR, maka impian generasi milenial untuk memiliki rumah, tak lagi sekadar angan-angan belaka. (*)