Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Laba Bersih Bank DKI Tembus Rp 1 Triliun, Apa Saja Penopangnya?

Peningkatan laba bersih ini didorong dari peningkatan pendapatan bunga yang tumbuh 17,82 persen menjadi Rp5,34 triliun.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Laba Bersih Bank DKI Tembus Rp 1 Triliun, Apa Saja Penopangnya?
Istimewa
Pelayanan Bank DKI. Peningkatan laba bersih Bank DKI didorong dari peningkatan pendapatan bunga yang tumbuh 17,82 persen menjadi Rp5,34 triliun. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Bank DKI mencatatkan kinerja keuangan periode Q4 2023 (audited) yang baik dengan membukukan laba bersih sebesar Rp1,02 triliun, merupakan pencapaian laba bersih tertinggi sejak Bank DKI berdiri tahun 1961.

Direktur Keuangan dan Strategi Bank DKI, Romy Wijayanto menyampaikan, perolehan laba bersih tersebut tumbuh 8,63 persen dibanding periode Q4 2022 sebesar Rp939,11 miliar.

"Pencapaian kinerja ini merupakan salah satu milestone Bank DKI yang terwujud berkat dukungan dan kepercayaan dari seluruh pemangku kepentingan," ujarnya di Jakarta, dikutip Selasa (20/2/2024).

Romy menjelaskan bahwa peningkatan laba bersih ini didorong dari peningkatan pendapatan bunga yang tumbuh 17,82 persen menjadi Rp5,34 triliun pada Q4 2023 dari sebelumnya Rp4,53 triliun pada Q4 2022 serta peningkatan fee based income sebesar 8,47 persen dari sebelumnya Rp576,00 miliar pada Q4 2022 menjadi Rp624,77 miliar pada Q4 2023.

Baca juga: Bank DKI Catat Transaksi QRIS sepanjang Tahun 2023 Capai Rp533 Miliar

Sepanjang tahun 2023, Bank DKI telah menyalurkan kredit termasuk pembiayaan syariah sebesar Rp52,00 triliun pada Q4 2023 dari Rp48,37 triliun pada Q4 2022 atau tumbuh sebesar 7,50 persen.

Pertumbuhan kredit dan pembiayaan didorong oleh terutama pada segmen kredit ritel yang tumbuh sebesar 49,01 persen menjadi Rp1,93 triliun pada Q4 2023, dari Rp1,29 triliun pada Q4 2022.

Berita Rekomendasi

Sedangkan pertumbuhan segmen kredit mikro naik sebesar 42,67 persen menjadi Rp3,66 triliun pada Q4 2023, dari posisi Rp2,56 triliun pada Q4 2022.

Akselerasi pertumbuhan kredit ritel dan mikro tersebut mendorong peningkatan porsi kredit UMKM secara akumulasi dibanding total kredit Bank DKI hingga mencapai 10,74 persen pada akhir 2023 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 7,98 persen.

"Peningkatan porsi UMKM ini selaras dengan visi dan misi Bank DKI serta sebagaimana harapan pemegang saham Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk bisa terus meningkatkan pemberdayaan UMKM," kata Romy.

Selain itu, kredit konsumer turut mencatat pertumbuhan positif sebesar 11,58 persen menjadi sebesar Rp22,10 triliun pada Q4 2023, dari posisi Rp19,81 triliun pada Q4 2022. Lebih lanjut, pertumbuhan juga diikuti pada segmen kredit komersial (termasuk term loan) pada Q4 2023 tumbuh 6,37 persen menjadi Rp17,56 triliun, dari posisi Rp16,51 triliun pada Q4 2022.

Kredit menengah tumbuh 1,34 persen menjadi Rp1,92 triliun pada Q4 2023, dari posisi Rp1,89 triliun pada Q4 2022. Sedangkan penyaluran kredit sindikasi mencapai sebesar Rp4,84 triliun pada Q4 2023.

Pertumbuhan kredit ini juga diikuti dengan kualitas aset yang sangat baik, dengan indikator rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL Gross) yang terjaga pada level rendah 1,76 persen dengan NPL Nett sebesar 0,58% pada Q4 2023.

Bank DKI juga concern untuk menjaga keberlanjutan usaha ke depan dengan menjaga posisi Coverage Rasio kredit (CKPN) sampai dengan 223,85 persen.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas