Harga Beras Makin Meroket Tembus Rp20 Ribu per Kg, Bikin Pedagang Pasar dan Sri Mulyani 'Ketakutan'
Di Merauke harga beras tembus Rp20.000 per kilogram (kg) untuk beras premium jenis Thailand, dan terendah Rp16.500 per kg.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Karena itu, IKAPPI mendorong kepada pemerintah untuk menggenjot produksi, subsidi di gelontorkan, subsidi pupuk juga di perbesar anggarannya dan skalanya di perluas sehingga produksinya lebih besar.
"Untuk saat ini menjelang ramadhan penyelesaian persoalan beras solusinya ialah menggelontorkan stok yang dimiliki oleh pemerintah, perusahaan lokal, penggilingan untuk di drop di pasar tradisional, termasuk mendorong satgas pangan mabes polri agar memantau stok yang dimiliki oleh pihak-pihak tersebut diatas agar tidak tertahan dan segera dikeluarkan," tutur Reynaldi.
Reynaldi menerangkan agar Bulog untuk memastikan pendistribusian beras medium ke pasar tradisional dan retail. Jika Bulog lebih fokus kepada bantuan pangan secara kemasannya dan tidak mengindahkan permintaan presiden untuk mengguyur di pasar tradisional dan retail maka lebih celaka lagi kondisi yang akan kita hadapi ke depan.
"Dan itu solusi yang kami tawarkan oleh IKAPPI kepada pemerintah dan semua pihak," ucap Reynaldi.
Sedangkan, Menteri Keuangan RI (Menkeu) Sri Mulyani mengaku mewaspadai kenaikan harga beras yang sudah mencapai 7,7 persen sejak awal tahun, bakal berdampak pada inflasi di Indonesia.
Meskipun dalam catatannya, inflasi Indonesia saat ini lebih rendah dibandingkan negara-negara maju lain.
"Kita juga waspada terhadap kenaikan harga beras bulanan yang mencapai 7,7 persen year to date, hingga tanggal 21 Februari telah mencapai rata-rata harga di Rp 15.175," kata Sri Mulyani.
"Ini yang memberikan kontribusi terhadap inflasi volitile food di dalam headline inflasi kita," tuturnya.
Bendahara negara juga merinci, beberapa komoditas pangan lainnya yang mengalami kenaikan mulai dari cabai merah 17 persen persen.
Kemudian telur ayam naik 3,9 persen, daging ayam naik 2,2 persen hingga bawang putih naik 1,9 persen.
Sri Mulyani menyebut bahwa stabilisasi komoditas pangan ini perlu dijaga apalagi Indonesia akan memasuki bulan Ramadan beberapa bulan kedepan.
"Tentu ini menjadi tantangan menjelang Idul Fitri atau juga puasa Ramadan, maka volitile food harus bisa segera distabilkan agar headline inflation kita masih bisa terjaga rendah pada saat inflasi dunia dan negara maju juga mulai mengalami penurunan," bebernya.
Di sisi lain, Sri Mulyani menyatakan bahwa kondisi core inflation Indonesia masih tergolong rendah di 1,68 persen, sementara administered price inflasinya tercatat 1,74 persen. Sedangkan inflasi volatile food mencapai 7,2 persen.
"Pertumbuhan ekonomi tahun 2024 tentu akan terus kita jaga hingga sampai dengan Februari ini pun masih terlihat bahwa berbagai indikator menunjukkan adanya indikasi pertumbuhan yang masih bisa terjaga," ungkapnya.