Jadi Isu Penting, Sejumlah Pakar Mancanegara Bicara tentang ESG di Seminar Internasional
Pawan Adikari sebagai salah satu narasumber dari Essex Business School, University of Essex UK, juga mengungkapkan bahwa isu ESG juga sangat penting
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Acos Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM - Universitas Trilogi menggelar acara Seminar Internasional Fakultas Ekonomi Bisnis dan Humaniora bertema Environmental Social and Governance (ESG): Creating Sustainable Value in Global Business.
Narasumber berasal dari sejumlah negara, yaitu yaitu Malaysia, UK, Thailand, dan Indonesia.
Wakil Rektor Bidang Pembelajaran dan Kemahasiswaan Universitas Trilogi, Anies Lastiati mengatakan konfrensi dengan tema ESG ini sangat relevan dengan isu terkini.
“Konferensi ini, tanpa diragukan lagi, merupakan forum yang sangat baik untuk berdiskusi dan mengeksplorasi isu-isu ini dari semua perspektif: akademisi, regulator, dan industri,” ujarnya dalam keterangan yang diterima pada Senin (26/2/2024).
Menurut dia, konferensi ini menjadi kesempatan berharga tak hanya bagi para peniliti untuk memudahkan penelitiannya, namun juga bagi para para pelaku bisnis untuk meningkatkan praktik bisnis.
"Demi mendapatkan ‘best practice’ dalam bidang yang ditekuninya,” ungkapnya.
Pawan Adikari sebagai salah satu narasumber dari Essex Business School, University of Essex UK, juga mengungkapkan bahwa isu ESG juga sangat penting dalam perkembangan akuntansi sektor publik.
"Di mana dengan basis akrual salah satu bentuk perbaikan tata kelola sektor publik dalam pelaporan keuangan," tuturnya.
Baca juga: Akademisi: Isu Lingkungan Dapat Diatasi melalui Keterbukaan Informasi
Aty Herawati sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis dan Humaniora mengungkapkan, terdapat keterkaitan yang cukup erat antara Bisnis, Akuntansi, dengan ESG.
Oleh sebab itu, diperlukan adanya integrasi antara bisnis serta akuntansi dengan prinsip-prinsip ESG dalam seluruh kegiatan operasional perusahaan dan pengambilan keputusan.
"Adanya integrasi tersebut dapat membantu perusahaan untuk mempertahankan keberlanjutan usahanya dalalam jangka Panjang, transparansi dalam pelaporan bisnis serta keuangan serta yang tidak kalah penting dalam memenuhi memenuhi harapan pemangku kepentingan.” ungkapnya.
Tak hanya itu, menurut Ketua Kompartemen Akuntan Pendidikan Akuntan Indonesia, Dian Agustia mengatakan tujuan dari konfrensi ini adalah untuk meningkatkan budaya meneliti dan publikasi di Indonesia.
“Tujuan Konferensi ini untuk meningkatkan kontribusi para akademisi dan profesional dalam pengembangan riset akuntansi dan Fraud Auditing dan juga sebagai media diskusi dan komunikasi ilmiah, dalam membangun budaya meneliti dan publikasi di Indonesia. Hasil penelitian dan diskusi ilmiah diharapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu dan kesejahteraan manusia,” katanya.
Baca juga: Penerapan ESG Dinilai Dapat Meningkatkan Nilai Perusahaan di Mata Investor
Menurut Komisaris Utama PT Pelni (Persero) Muhammad Awaluddin, mengelola isu-isu ESG secara proaktif, akan memberikan manfaat nilai bagi proyek-proyek perusahaan karena selain diwajibkan secara hukum. Selain itu, juga merupakan langkah yang harus diambil agar dapat mencapai hasil yang berkelanjutan dan memberikan ketahanan lebih baik semua pihak terkait.
Walaupun Indonesia telah memperkenalkan green financing dalam beberapa kegiatan usaha, standar hijau yang diperlukan dalam penilaian implementasi aspek-aspek ESG masih belum cukup. Oleh karena itu, sangat penting untuk menerapkan standar hijau sebagai landasan bagi bisnis dan investasi berkelanjutan.
Weng Marc Lim, sebagai narasumber dari Sunway Business School, Malaysia, mengakui pentingnya integrasi tata kelola sosial lingkungan (ESG) dan manajemen kualitas total (TQM) dalam mencapai masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan.
Walaupun ada kesenjangan yang mencolok antara penerapan dan penelitian keduanya hingga saat ini, integrasi antara ESG dan TQM tetap memiliki potensi besar dalam memberikan manfaat bagi para pemangku kepentingan yang ingin memahami kompleksitas dan cara integrasi yang lebih baik antara ESG dan TQM.
Pakar luar dari Faculty of Management Science Prince of Songkla University, Shebley Haslan Abdul Majid, menyoroti peran krusial Public Relation (PR) dalam manajemen krisis.
Dia menggambarkan bagaimana PR tidak hanya membantu merek mengatasi tantangan, tetapi juga mampu memulihkan reputasi yang rusak. Melalui pendekatan yang tepat, PR dapat memberikan kontribusi besar pada citra merek yang positif dan membangun hubungan yang kuat dengan para pemangku kepentingan, yang pada akhirnya dapat mendukung kesuksesan dan pertumbuhan merek dalam jangka panjang.