Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Mendag Zulkifli Hasan Kesulitan Ajak Masyarakat Pindah ke Beras SPHP Punya Bulog

Jika masyarakat beralih ke beras SPHP, kenaikan harga beras premium bisa tertahan karena permintaannya turun.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Mendag Zulkifli Hasan Kesulitan Ajak Masyarakat Pindah ke Beras SPHP Punya Bulog
Tribunnews.com/Reza Deni
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. Jika masyarakat beralih ke beras SPHP, kenaikan harga beras premium bisa tertahan karena permintaannya turun. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengaku kesulitan mengajak masyarakat berpindah mengonsumsi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) milik Bulog.

Zulhas, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa saat ini masyarakat tengah diajak untuk beralih mengonsumsi beras SPHP.

Hal itu tak lepas dari beras premium yang kini tengah mengalami kenaikan harga karena stoknya yang terbatas.

Baca juga: Mendag Zulhas Beberkan Alasan Harga Beras Premium Mahal: Suplai Kurang karena Masa Tanam Geser

"Jadi sebetulnya kalau harga ini mahal, diharapkan masyarakat bisa beli alternatif. Wong berasnya bagus juga kok dari beras komersial Bulog atau SPHP," kata Zulhas ketika ditemui usai meninjau bahan pokok di Pasar SS Klender, Cakung, Jakarta Timur, Senin (26/2/2024).

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan, jika masyarakat beralih ke beras SPHP, kenaikan harga beras premium bisa tertahan karena permintaannya turun.

Namun, kata Zulhas, mengajak masyarakat untuk berpindah ke beras SPHP tidaklah mudah.

BERITA REKOMENDASI

Masyarakat banyak yang enggan berpindah karena masih terbiasa dengan beras yang biasa mereka konsumsi.

"Tadi kita dengar, ada juga orang (ngomong) 'Pak, rasanya beda'. 'Ah, saya sudah biasa (sama beras) ini.' Susah juga (kalau) sudah biasa, misalnya Beras Solo, Beras Cianjur. Enggak mau berpindah," ujar Zulhas.

Oleh karena itu, ia mengatakan jika masyarakat terus mengonsumsi beras premium lokal, mereka harus siap menerima risiko harga beras premium naik terus karena kini persediaannya terbatas.

"Memang resikonya yang premium lokal akan naik terus. Mudah-mudahan nanti Maret sudah sebagian panen, tapi puncaknya saya kira April, May, baru akan stabil untuk beras lokal," ujar Zulhas.

Zulhas kemudian mengatakan harga beras premium mahal karena karena kekurangan suplai.

Kekurangan ini diakibatkan oleh masa tanam yang bergeser akibat dari fenomena kekeringan yang melanda Indonesia, yaitu El Nino.

Ia mengatakan, biasanya masa tanam padi itu dilakukan pada Agustus hingga September. Bila dilakukan pada bulan-bulan itu, sekarang ini seharusnya sudah masuk masa panen.

Namun, karena El Nino, masa tanam baru bisa dilakukan pada awal tahun ini, sehingga Zulhas menyebut panennya baru bisa dimulai pada Maret mendatang.

"Biasanya Agustus, September tanam, sekarang sudah panen. Ini (sekarang) baru tanam (jadinya) bulan depan panen sebagian, bulan April lagi, kemudian Juni," kata Zulhas.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas