Bapanas Bilang Harga Gabah Sudah Mulai Turun, Sinyal Akhir dari Fluktuasi Harga Beras?
Badan Pangan Nasional menyatakan jika harga gabah turun harga beras di pasar akan terkoreksi.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkap pergerakan harga beras sejatinya mengikuti harga gabah.
Jika harga gabah turun harga beras akan terkoreksi. Saat ini, kata Arief, harga gabah sudah ada yang mulai menurun.
Ia mengatakan, beberapa lokasi sudah ada panen yang sebelumnya harga gabah itu di atas Rp 8.000-8.600 per kilogram (kg), telah turun ke Rp 7.600 per kg.
"Bahkan ada di beberapa tempat angkanya juga di bawah Rp 7.000 seperti di Sumatera Selatan. Kita berharap dengan adanya panen lokal ini, tentunya harga di tingkat konsumen juga akan terkoreksi," kata Arief dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (27/2/2024).
Meski harga gabah sudah mulai menurun, Arief mengatakan bahwa nilai tukar petani harus tetap dijaga. Hal itu sebagaimana yang diminta oleh Presiden Jokowi.
"Jadi kalau harga gabah saat ini berangsur turun, artinya harga beras pasti akan terkoreksi. Tetapi Bapak Presiden menyampaikan bahwa nilai tukar petani itu harus dijaga. Jangan sampai nanti harganya drop signifikan sampai di bawah dari harga pokok produksi," kata Arief.
Arief turut memastikan bahwa untuk bulan puasa stok pangan Indonesia aman, terutama beras. Ia menyebut pihaknya telah mempersiapkannya dari sekarang.
Ada lima program kunci dalam kaitannya stabilisasi pangan yang secara kontinyu terus Bapanas implementasikan bersama para pemangku kepentingan pangan se-Indonesia.
Petama, penderasan stok beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) dan beras komersial.
Baca juga: Harga Beras, Cabai Merah dan Minyak Goreng Naik Signifikan di 268 Kabupaten/Kota
Target penderasan beras program SPHP ke seluruh Indonesia, sesuai arahan Jokowi, telah diminta untuk dilipatgandakan sampai 250 ribu ton dalam sebulan.
Kedua, GPM (Gerakan Pangan Murah) dan FDP (Fasilitasi Distribusi Pangan) di berbagai daerah.
Pada Maret pekan pertama nanti, GPM akan dilesatkan dalam menyambut Ramadhan. GPM rutin akan dilaksanakan selama Ramadhan sampai Idul Fitri.
Baca juga: Bapanas: Harga Beras Mahal karena Disparitas Produksi dan Konsumsi Sejak 8 Bulan Ini
Ketiga, percepatan penyaluran jagung SPHP ke peternak.