Tekan Impor, Pabrik Bahan Baku Pupuk Senilai Rp 1,2 Triliun Beroperasi di Bontang
Pabrik amonium nitrat dengan nilai investasi Rp 1,2 triliun resmi beroperasi di kawasan Kaltim Industrial Estate (KIE), Bontang
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
“Dulu kalau kita impor yang namanya beras, gandum, begitu sangat mudahnya dicari. Sekarang 22 negara yang biasanya gampang kita minta. Sekarang pada ngerem, bahkan ada yang stop. Untuk bisa dibeli,” ujar Presiden.
Itu artinya, kata Presiden, pangan ke depan menjadi sangat penting sekali bagi semua negara. Dan keberadaan pupuk tentunya sangat krusial.
“Dan produksi pangan kita membutuhkan yang namanya pupuk. Beberapa komponen pupuk kita masih harus impor sehingga kemandirian menjadi tidak kita miliki,” kata Joko Widodo.
Oleh karena itu, menurut Presiden, dirinya sangat mengapresiasi dan menghargai upaya keras pembangunan industri ammonium nitrat ini.
Itu penting karena 21 persen ammonium yang dibutuhkan di Indonesia masih impor.
"Kita senang pabrik ini selesai, nanti bisa menambah, bahan baku, pembuatan pupuk di tanah air, utamanya NPK dan kita harapkan dengan selesainya pembangunan industri KAN ini kemandirian dan produksi beras kita dibidang pangan menjadi lebih mandiri, berdikari, dan investasi yang kita tanamkan sekitar Rp1,2 triliun itu menghasilkan,” pungkas Jokowi.