AFPI Dorong Anggotanya Terus Lakukan Edukasi untuk Meningkatkan Pemahaman Layanan Jasa Keuangan
pemberian pengetahuan secara konsisten, komprehensif yang dilakukan oleh para pelaku industri akan bisa meningkatkan pemahaman fintech ke masyarakat.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Corporate Communication Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), Andrisyah Tauladan mengatakan, pihaknya mendorong anggota asosiasi untuk terus menerus memberikan edukasi terkait pemahaman dan penggunaan produk atau layanan jasa keuangan.
Dengan demikian, bisa meningkatkan literasi keuangan, memahami manfaat, risiko dan kewajiban sebelum mengambil keputusan keuangan.
"Ini tentunya juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk semakin memperluas akses keuangan masyarakat terhadap sektor jasa keuangan sehingga manfaatnya dapat diterima oleh kalangan masyarakat yang lebih luas,” kata Andriansyah di booth experience Kredit Pintar di area lobby timur Blok M Plaza, Jakarta Selatan.
Baca juga: Kredit Macet Pinjol Terbilang Rendah, Bagaimana Cara Perusahaan Fintech Mengelolanya?
Andrisyah menambahkan, pemberian pengetahuan secara konsisten, komprehensif yang dilakukan oleh para pelaku industri akan bisa meningkatkan pemahaman yang lebih baik lagi bagi masyarakat terhadap manfaat dan risiko layanan fintech lending.
"Upaya kolektif dari seluruh stakeholders industri perlu digalakkan agar dapat mencapai tujuan secara optimal dan kami mengapresiasi dan mendukung kegiatan-kegiatan edukatif seperti yang dilakukan oleh Kredit Pintar, karena kegiatan seperti ini dapat mendorong peningkatan pemahaman dan penggunaan produk atau layanan jasa keuangan," katanya.
Sepakat dengan pandangan Andriansyah, Head of Business Kredit Pintar, Kokko Vitara Cattaka mengatakan, saat ini pengetahuan masyarakat sangat minim terkait pinjaman online.
"Salah satunya juga bagaimana mengedukasi khalayak harus pintar-pintar dalam membedakan mana pinjaman online yang legal dan ilegal dan bagaimana memaksimalkan pemanfaatan pinjaman untuk modal produktif, bukan konsumtif," katanya.
Terkait kehadiran booth experience ini, kata Kokko menjadi cara untuk memberikan layanan yang maksimal kepada para nasabah, terutama bagi nasabah yang selama ini masih sulit untuk mendapatkan akses permodalan sekaligus memberikan konsultasi gratis untuk nasabah yang terkendala dalam pemanfaatan teknologi keuangan digital.
Berkaitan dengan modal produktif, Kokko mengatakan, saat ini Kredit Pintar telah menyalurkan pinjaman lebih dari Rp41 triliun, di mana sekitar separuh nasabahnya meminjam uang untuk kebutuhan modal usaha kecil atau pendidikan.