Pamer Akan Dilantik Sebagai Presiden, Prabowo Mulai Cari 'Pembantunya', Sri Mulyani Tak Lagi Menkeu
Prabowo menyinggung soal rasio perpajakan di Indonesia baru mencapai 10 persen, dan kalah dengan Malaysia.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon presiden Prabowo Subianto ternyata sudah mulai mencari jajaran pembantunya di tingkat eksekutif maupun tataran di bawahnya.
Bahkan, Prabowo pun tak ragu minta masukan kepada tokoh maupun menteri Kabinet Indonesia Maju terkait sosok yang pantas menjadi Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak ke depan.
Saat acara Mandiri Investment Forum, Prabowo menyinggung soal rasio perpajakan di Indonesia baru mencapai 10 persen. Artinya lebih kecil dibandingkan negara tetangga yaitu Malaysia di angka 16 persen.
Berdasarkan angka tersebut kemudian Prabowo meminta rekomendasi kepada Menteri BUMN Erick Thohir, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi hingga Chatib Basri yang hadir ditengah-tengah para bankir dan investor.
Baca juga: Tantangan Hilirisasi Sawit, Investor Butuh Insentif Pajak hingga Kemudahan Perizinan
"Pak Erick, Pak Darmawan, Pak Kartiko, Pak Chatib mohon berikan saran kepada saya siapa yang kira-kira bisa dijadikan Dirjen pajak," ujar Prabowo, Rabu (6/3/2024).
"Sekarang ratio perpajakan Indonesia sekitar 10 persen, negara tertanggal ratio sekitar 10 persen, Thailand Malaysia semua diangka 16 persen, Vietnam Kamboja sekitar 16-17-18 persen. Jadi masih ada peningkatan yang bisa kami lakukan," imbuhnya.
Terkait persoalan pajak, jauh sebelumnya calon wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka telah menyinggung pembentukan Badan Penerimaan Pajak jika dirinya bersama Prabowo menang dalam pemilu.
Ia menyebut, nantinya badan tersebut berada di bawah komando Presiden demi mempermudah koordinasi kementerian-kementerian terkait.
Dengan begitu Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan Bea Cukai akan dilebur. Kemudian, fokusnya hanya pada penerimaan negara saja, bukan pengeluaran negara.
"Kita akan membentuk Badan Penerimaan Negara yang dikomandoi langsung Presiden, sehingga mempermudah Kementerian-kementerian terkait. DJP dan Bea Cukai akan dilebur jadi satu, fokus ke penerimaan negara saja, tidak lagi akan mengurusi masalah pengeluaran," katanya dalam Debat Kedua Cawapres Pemilu 2024 di JCC Senayan, Jakarta.
Erick Thohir Kaget Diminta Saran
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku terkejut, ketika Prabowo meminta rekomendasi nama-nama untuk dijadikan sebagai Direktorat Jenderal Pajak.
"Saya kaget ketika diminta masukan ya pasti kan bukan hanya saya, pak Chatib diminta masuk. Kita lihat saja siapa yang terbaik," ucap Erick Thohir kepada wartawan usai menghadiri acara Mandiri Investment Forum.
Erick mengaku tak tahu menahu soal pemberian rekomendasi nama-nama untuk posisi Dirjen Pajak itu. Di satu sisi, dia menilai bahwa karakter Prabowo memang terkesan apa adanya.
"Wah saya juga enggak tau, baru tadi. Saya benar-benar enggak tahu. Ya pak Prabowo orangnya genuine, simple, apa adanya gak menutup-nutupi. Statement pak Prabowo yang paling penting kan beliau ingin dibantu semua orang bagus. Yang terbaik tapi kan seleksinya di beliau," jelasnya.
Empat Nama Diusukan Ganti Sri Mulyani
Sebelumnya beredar kabar sejumlah nama yang masuk ke dalam bursa calon Menteri Keuangan (Menkeu).
Nama Sri Mulyani yang dua periode menjadi menteri keuangan era Jokowi, diisukan tidak lagi dipercaya menjadi bendahara negara pemerintahan Prabowo-Gibran.
Adapun nama-nama yang dikabarkan masuk bursa calon menkeu yaitu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Kartika Wirjoatmodjo.
Kemudian Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar, dan Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (BNI) Royke Tumilaar.
Saat diminta tanggapan terkait isu tersebut, Mahendra yang yang pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Kuangan RI ini tidak terlalu memperdulikan soal kabar masuk bursa calon menteri keuangan.
"Jangan kebanyakan dengerin rumor," ujarnya setelah acara Launching Panduan Climate Risk Management & Scenario Analysis (CRMS), Jakarta, Senin (5/3/2024).
Sementara, Kartika Wirjoatmodjo menilai wacana dirinya masuk bursa calon menteri keuangan masih terlalu dini untuk ditanggapi.
Hingga saat ini, dirinya pun belum mendapat tawaran untuk mengisi kursi jabatan yang dimaksud.
“Belum ada belum ada, terlalu dini. Masih terlalu dini (jadi Menteri Keuangan)" ucap Tiko singkat kepada awak media di Kantor Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan, Jakarta, Senin (4/3/2024).
Prabowo Yakin Dilantik 20 Oktober 2024
Prabowo Subianto menyebut bahwa dirinya akan dilantik pada Oktober 2024 mendatang.
Hal tersebut dia sampaikan pada saat menjadi pembicara Mandiri Investment Forum 2024 yang dihadiri oleh para bankir dan investor, di Fairmont Hotel, Jakarta, Selasa (5/3/2024).
Selain itu, Prabowo juga tidak malu-malu untuk mengungkapkan bahwa dirinya merupakan bagian daripada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
"InsyaAllah tanggal 20 Oktober saya akan dilantik, dan saya rasa transisinya akan sangat lancar, karena seperti kalian tahu dari tiga calon, tim saya sangat terbuka. Kami bilang kami bagian dari tim Jokowi, kami tidak malu-malu," kata Prabowo.
Prabowo menilai bahwa pihaknya bersama calon wakil presiden (cawapres) Gibran Rakabuming Raka sangat optimis bisa melanjutkan program dan kebijakan era Jokowi. Meskipun dalam implementasinya, Prabowo menilai masih banyak yang harus dibenahi.
"Saya sangat optimis, kita akan melanjutkan kebijakan-kebijakan pak Jokowi yang sudah terbukti dan kita akan menambah kebijakan dalam lintasan yang sama kita akan memperbaiki apa yang perlu diperbaiki," ucap dia.
"Kita akui masih banyak yang sia-sia, masih banyak inefisiensi, kita harus memiliki manajemen yang lebih baik, struktur yang lebih efisien. Kita harus lebih waspada, kita harus mengurangi korupsi, tapi itulah keindahan atau optimisme yang diberikan teknologi kepada kita," imbuhnya.
Adapun berdasarkan hasil real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Pilpres 2024, Selasa (5/3/2024) pukul 10.00 WIB.
Pantauan Tribunnews.com di situs pemilu2024.kpu.go.id, pada Selasa per pukul 10.00 WIB, jumlah suara yang masuk sebanyak 642.921 dari 823.236 TPS.
Hingga pagi ini, total surat suara sudah masuk ke penghitungan atau real count sudah mencapai 78,10 persen.
Dari hasil penghitungan sementara itu, pasangan calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres) 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, masih bertahan dengan keunggulannya.
Prabowo-Gibran mendapat 75 juta lebih suara. Di posisi kedua, ada paslon 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), disusul paslon 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Berikut hasilnya yang disusun berdasarkan nomor urut capres:
- AMIN: 24,49 persen (31.376.638)
- Prabowo-Gibran: 58,82 persen (75.362.548)
- Ganjar-Mahfud: 16,68 persen (21.374.676)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.