Batik Air Nonaktifkan Pilot yang Tidur 28 Menit di Rute Kendari-Jakarta, Kemenhub Siap Investigasi
Batik Air telah menonaktifkan sementara pilot penerbangan ID-6723 rute Kendari-Jakarta yang tertidur selama 28 menit
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Sanusi
"Kami akan melakukan investigasi dan review terhadap Night Flight operation di Indonesia terkait dengan Fatigue Risk Management (manajemen risiko atas kelelahan) untuk Batik Air dan juga seluruh operator penerbangan," kata Kristi dalam keterangannya, Sabtu (9/3/2024).
Selanjutnya Kristi mengatakan, untuk kru BTK6723 telah di-grounded sesuai SOP internal untuk investigasi lebih lanjut.
Ditjen Hubud akan mengirimkan inspektur penerbangan yang menangani Resolusi of Safety Issue (RSI) untuk menemukan akar permasalahan dan merekomendasikan tindakan mitigasi terkait kasus ini kepada operator penerbangan dan pengawasnya.
"Direktorat Jenderal Perhubungan Udara memberikan apresiasi terhadap KNKT serta menanggapi serius kasus Batik Air," ucap dia
"Kami tegaskan bahwa sanksi akan diberlakukan sesuai dengan hasil investigasi yang ditemukan oleh tim investigator," sambungnya.
Bolehkah Pilot Tidur saat Mengudara?
Melansir Flight Deck Friend, pilot boleh tidur saat tengah mengudara, tetapi dengan aturan yang sangat ketat. Pilot umumnya diizinkan tidur bagi yang tengah melakukan penerbangan jarak jauh. Untuk penerbangan jarak pendek, tidur diizinkan guna istirahat demi menghindari efek kelelahan.
Istirahat bagi pilot dikategorikan ke dalam dua jenis, yakni controlled rest (istirahat terkendali) dan bunk rest (istirahat di tempat tidur).
Controlled rest dilakukan di dalam kokpit, sedangkan bunk rest dilakukan di kabin penumpang yang disediakan khusus untuk pilot atau di tempat tidur susun khusus kru yang biasanya ada pada pesawat jarak jauh.
Istirahat atau tidur menjadi praktik standar di seluruh industri penerbangan karena dinilai dapat meningkatkan keselamatan penerbangan.
Namun demikian, setidaknya ada satu pilot yang terjaga dan memegang kendali saat pilot yang lain tengah istirahat.
istirahat terkendali
Istirahat terkendali memungkinkan salah satu pilot untuk tidur hingga 45 menit selama fase beban kerja rendah. Hal ini berguna untuk meningkatkan kewaspadaan untuk fase beban kerja tinggi, misalnya saat mendaratkan pesawat.
Prinsip istirahat terkendali ini setara dengan “power nap”. Idealnya, pilot tidur selama 10-20 menit untuk membatasi tahapan tidur non-rapid eye motion (NREM) yang lebih ringan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.