Rupiah Melemah di Level Rp 15.599 Usai BPS Rilis Surplus Neraca Perdagangan
Nilai tukar Rupiah ditutup melemah terhadap dolar AS pada perdagangan akhir pekan, Jumat (15/3/2024).
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar Rupiah ditutup melemah terhadap dolar AS pada perdagangan akhir pekan, Jumat (15/3/2024).
Mata uang garuda ditutup melemah 19 point walaupun sebelumnya sempat melemah 60 point dilevel Rp 15.599 dari penutupan sebelumnya di level Rp 15.580.
Pengamat Pasar Uang sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah menguat setelah Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan.
Baca juga: IHSG Turun 68 Poin ke Level 7.364 di Jeda Perdagangan Sesi I
“Data BPS neraca perdagangan Indonesia pada Februari mengalami surplus 0,87 miliar dolar AS menjadi sentimen internal,” ucapnya.
Sedangkan secara kumulatif, neraca perdagangan mencapai 2,87 miliar dolar AS.
Walaupun terjadi surplus, namun NPI mengalami penurunan 6,42 miliar dolar AS dibandingkan periode yang sama Januari-Februari 2023.
Sedangkan, surplus neraca perdagangan Indonesia Februari 2024 terutama berasal dari sektor nonmigas 2,63 miliar dolar AS, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai 1,76 miliar dolar AS.
Sementara itu nilai ekspor nasional pada Februari 2024 mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya.
Ekspor Indonesia turun menjadi 19,31 miliar dolar AS atau 5,79 persen (month-to-month/mtm) dibandingkan Januari 2024.
Baca juga: Pagi Ini IHSG Terkoreksi ke Level 7.405 Setelah Cetak Rekor Tertinggi
Ekspor migas tercatat 1,22 miliar dolar AS atau turun 12,93 persen, dan nilai ekspor non migas turun 5,72 persen menjadi 18.09 miliar dolar AS.
Penurunan ekspor pada Februari 2024 di dorong oleh penurunan ekspor non migas, utamanya pada komoditas besi dan baja HS 72 dengan andil penurunan sebesar 3,26 persen.
Selanjutnya, lemak dan minyak hewani nabati atau HS15 dengan andil penurunan sebesar 2,60 persen, serta logam mulia dan perhiasan permata HS 71 dengan andil penurunan sebesar 0,60 persen.
Kemudian, penurunan ekspor non migas di dorong oleh penurunan nilai ekspor gas. Tercatat komoditas ini memberikan andil penurunan sebesar 1,58 persen.
Secara tahunan, nilai ekspor Februari 2024 mengalami penurunan sebesar 9,45 persen.
Sementara itu, pada periode yang sama nilai impor Indonesia Februari 2024 mencapai 18,44 miliar dolar AS turun 0,29 persen dibandingkan Januari 2024.
Sedangkan sentimen eksternal, Bank sentral pada minggu depan diperkirakan akan mengakhiri kebijakan pengendalian suku bunga negatif dan kurva imbal hasil dalam beberapa bulan mendatang, dengan para analis berbeda pendapat mengenai keputusan yang akan diambil pada bulan Maret atau April.
Data indeks harga produsen lebih kuat dari perkiraan untuk bulan Februari.
“Angka tersebut muncul setelah data indeks harga konsumen yang lebih kuat dari perkiraan yang dirilis awal pekan ini, yang juga menunjukkan inflasi semakin menjauh dari target tahunan Federal Reserve sebesar 2 persen,” pungkasnya.