Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Potensi Industri Beras Analog Sagu Tinggi, Bisa Jadi Alternatif Pangan Pengganti Nasi

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, menyatakan sagu memiliki potensi besar menjadi alternatif pangan di Tanah Air.

Penulis: Lita Febriani
Editor: Sanusi
zoom-in Potensi Industri Beras Analog Sagu Tinggi, Bisa Jadi Alternatif Pangan Pengganti Nasi
ISTIMEWA
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia sebagai negara tropis memiliki banyak sumber pangan. Bukan hanya beras yang berasal dari padi yang bisa jadi sumber pangan utama, tetapi beras analog memiliki potensi yang juga besar.

Menurut Institut Pertanian Bogor, beras Analog merupakan pangan alternatif pengganti beras, berbentuk mirip dengan butiran beras asal padi, yang berasal dari sagu, sorgum dan jagung.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, menyatakan sagu memiliki potensi besar menjadi alternatif pangan di Tanah Air.

Baca juga: Menperin Agus Gumiwang Usul Program HGBT Dilanjutkan: Ciptakan Multiplier Effect 3 Kali Lipat

"Sumber alternatif ini banyak termasuk sagu. Sagu berpotensi dikembangkan sebagai alternatif bahan pangan, sumber karbohidrat utama, karena Indonesia memiliki lahan sagu yang cukup luas sekitar 5,5 juta hektare yang berpotensi menghasilkan 34,3 juta ton pati sagu," tutur Menperin di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (25/3/2024).

Menperin Agus menambahkan, produk olahan sagu berupa beras analog sagu berpotensi menjadi pangan utama pengganti beras, terutama pada saat terjadi kelangkaan pangan.

Baca juga: Menperin Minta Sektor Industri Penikmat HGBT Diperluas, Menteri ESDM Soroti Ketersediaan Gas

Bukan hanya itu, beras sagu jug memiliki keunggulan lain, diantaranya kandungan resistant starch yang sangat tinggi dan kadar glycemic index-nya yang sangat rendah, sehingga sangat-sangat baik untuk mencegah diabetes," jelas Agus.

Berita Rekomendasi

Menperin menyebut, industri pengolahan sagu menjadi beras analog sudah cukup siap. Hanya saja saat ini suplai bahan baku masih menjadi tantangan.

"Jadi kalau industri-industri sudah siap yang berkaitan dengan sagu. Yang sekarang kita harus persiapkan lagi adalah hulunya dari suplainya, suplai bahan baku sagu," ungkapnya.

Baca juga: 6.000 Truk Impor Beroperasi di Industri Tambang Langgar Regulasi, Menperin Tangkal dengan Cara Ini

Menperin berencana mendorong industri ini, diharapkan jika nanti terjadi kelangkaan pangan bisa diisi dengan pangan alternatif dari beras analog sagu.

"Sagu merupakan sebuah produk yang akan kita dorong sebagai prioritas untuk mempersiapkan apabila ada kelangkaan beras di Tanah Air dan kita sudah tahu dari banyak macam penelitian bahwa sagu itu merupakan produk yang lebih sehat. Saat ini kita selalu koordinasi dengan Kementerian/Lembaga lain," ucap Agus.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas