Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Rupiah Melemah, Anak Buah Jokowi 'Putar Otak' Jaga Cadangan Pangan Nasional

Agar produksi beras Indonesia bisa aman seperti Vietnam maka pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah melakukan sejumlah hal.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Rupiah Melemah, Anak Buah Jokowi 'Putar Otak' Jaga Cadangan Pangan Nasional
Bapanas
Presiden Jokowi (kiri) dan Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi (kanan). 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) membuat Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi melakukan berbagai cara dalam menjaga pasokan pangan di dalam negeri.

Dalam menyikapi pelemahan ini, Arief mengatakan pihaknya akan mempersiapkan cadangan pangan pemerintah dengan baik.

Selain itu, ia menekankan pentingnya menjalin kolaborasi bersama pemangku kepentingan terkait.

"Cadangan pangan pemerintah disiapin semua. Kita berusaha sebaik mungkin. Uangnya disiapin, sumbernya disiapin. Bulognya disiapin. Private (pelaku usaha di sektor swasta) diajak bicara. Semua kolaborasi," kata Arief ketika ditemui di kantor Bapanas, Jakarta Selatan, Kamis (18/4/2024).

Baca juga: Tekan Dampak Konflik Iran-Israel, Indonesia Cari Alternatif Negara untuk Impor Bahan Pangan

Salah satu cadangan pangan yang harus disiapkan adalah beras.

Arief pun membandingkan Indonesia dan Vietnam dari sisi produksi beras. Kedua negara ini memiliki perbedaan dalam hal surplus produksi beras.

BERITA REKOMENDASI

Dia bilang, Vietnam dengan kebutuhan beras 21 juta ton, memiliki produksi 27 juta ton, sehingga ada selisih 6 juta ton.

"Indonesia kebutuhannya kan 30-31 juta ton [dalam setahun]. Produksinya dekat-dekat itu. Selisihnya hanya 500 ribu ton. Itu hanya ekuivalen 1 bulan kurang. Setengah bulan," kata Arief.

Agar produksi beras Indonesia bisa aman seperti Vietnam, ia mengatakan pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah melakukan sejumlah hal, yakni, melalui intensifikasi dan ekstensifikasi.

"Pak Mentan (Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman) ada di Merauke itu bagian dari ekstensifikasi. Food estate itu bagian dari ekstensifikasi. Pupuk bagian dari intensifikasi," ujar Arief.

Ketersediaan pupuk dinilai harus dalam kondisi yang aman, tidak boleh mengalami keterlambatan sampai ke petani.

Lebih lanjut, dalam menggenjot produksi beras, Arief mengatakan ketersediaan air juga harus dipastikan ada.

"Ada pupuk, ada benih, enggak ada air, bisa enggak? Enggak bisa. Makanya beliau (Menteri Pertanian) menyampaikan salah satunya kan ada pompa. Pompa tuh maksudnya bisa dari sungai. Makanya enggak bisa sepotong-potong, mesti terintegrasi," tutur Arief.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas