Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kisah Pembatik Desa Girilayu, Matesih, Sang Penggores 'Malam' Sejak Awal Praja Mangkunegaran Solo

Tradisi membatik turun-temurun diwariskan oleh satu generasi ke generasi dibawahnya sejak sebelum Indonesia merdeka dan berkaitan dengan Mangkunegaran

Penulis: Imam Saputro
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Kisah Pembatik Desa Girilayu, Matesih, Sang Penggores 'Malam' Sejak Awal Praja Mangkunegaran Solo
Tribunnews/Wahyu Gilang Putranto
Satu di antara pelestari batik gaya Mangkunegaran adalah Desa Girilayu di Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar. Desa Girilayu menjadi sentra perajin batik sejak zaman Mangkunegara I atau sekitar tahun 1775. 

Dana tersebut kemudian digunakan untuk pengembangan usaha para pembatik, seperti pembelian kain, bahan, hingga kebutuhan produksi lainnya.

Bantuan tersebut dirasa Partinah sangat membantu, terlebih lagi di tengah kebangkitan dari dampak pandemi Covid-19.

BRI dukung UMKM Indonesia tumbuh

Regional CEO RO BRI Yogyakarta, John Sarjono, menyatakan perseroan berkomitmen dengan pengembangan UMKM di Indonesia.

Ia menyebut, saat ini sekitar 70 persen nasabah BRI berasal dari sektor UMKM.

 Karenanya, BRI kian bersinergi dengan banyak pihak untuk fokus memajukan UMKM.

“UMKM harus naik kelas dan mandiri. Untuk mewujudkannya, BRI menyediakan kredit bunga ringan. Tapi, pembinaan UMKM tak cukup dengan pemberian kredit. Agar UMKM lebih maju, harus ada proses inklusi dan literasi guna meningkatkan kemampuan manajemen,” ujarnya.

Berita Rekomendasi

Tak hanya kredit, BRI juga kerap menyalurkan dana tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (SCR) ke UMKM pilihan.

Sementara untuk kredit disalurkan ke seluruh wilayah DIY, Karesidenan Banyumas, Kedu, dan Solo Raya di 33 kantor cabang utama.

Direktur Utama BRI, Sunarso, menyampaikan, realisasi penyaluran kredit oleh perseroan hingga akhir September 2023 tumbuh 12,53 persen secara tahunan menjadi Rp1.250,72 triliun.

“Penyaluran kredit UMKM BRI tumbuh 11,01 persen dari semula Rp935,86 triliun pada akhir kuartal III-2022 menjadi Rp1.038,90 triliun pada akhir kuartal III-2023. Porsi kredit UMKM BRI mencapai 83,06 persen dibanding keseluruhan kredit BRI,” urai Sunarso lewat keterangan tertulis, belum lama ini.

Ia menambahkan, keberhasilan BRI dalam menyalurkan kredit kepada debitur diimbangi dengan manajemen risiko yang cukup baik.

Buktinya, kualitas kredit atau non-performing loan (NPL) BRI tercatat hanya 3,07 persen atau lebih baik ketimbang NPL pada periode sama tahun lalu sebesar 3,09 persen.

“Kami siapkan dua strategi. Pertama, BRI menaikkelaskan nasabah eksisting dengan berbagai program pemberdayaan dan pendampingan. Kedua, BRI mencari sumber pertumbuhan baru di segmen ultramikro,” katanya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas