Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Dalih Tekan Laju Inflasi Amerika, The Fed Tahan Suku Bunga Lagi Sejak Juli 2023

Laju inflasi AS berada di level 3,5 persen pada Maret 2024, naik dibandingkan inflasi di bulan Februari 2024 yang berada di level 3,2 persen.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Dalih Tekan Laju Inflasi Amerika, The Fed Tahan Suku Bunga Lagi Sejak Juli 2023
Ledger Insights
Bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) kembali mengambil sikap hawkish, menahan suku bunga acuan bulan Mei di level 5,25 - 5,50 persen.

Pilihan menahan suku bunga jadi kali ketujuh yang dilakukan The Fed tepatnya sejak Juli 2023.

Dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pimpinan The Fed, Jerome Powell menjelaskan penahan suku bunga dilakukan lantaran inflasi AS masih berada di level tinggi melesat jauh dari target 2 persen.

Dimana laju inflasi AS berada di level 3,5 persen pada Maret 2024, naik dibandingkan inflasi di bulan Februari 2024 yang berada di level 3,2 persen.

Baca juga: The Fed Pertahankan Suku Bunga Acuan, Harga Emas Mengalami Kenaikan

“Federal Reserve mempertahankan suku bunganya, sekali lagi memutuskan untuk tidak memangkas suku bunganya karena terus berjuang melawan inflasi yang semakin sulit akhir-akhir ini,” ujar pengumuman The Fed dikutip dari CNBC International.

“Komite tidak akan memangkas target (suku bunga) sampai kami lebih percaya diri melihat inflasi bergerak ke arah 2 persen secara berkelanjutan," imbuh The Fed.

Berita Rekomendasi

Sebelum anggota The Fed sepakat untuk menunda pemangkasan kebijakan moneternya, komite Penasihat Ekonomi Asosiasi Bankir Amerika sempat memproyeksi bahwa di tahun 2024 The Fed akan menjaga suku bunga tetap stabil, setelah menaikan suku bunga di level rendah yakni 5,25-5,50 persen .

Proyeksi ini dilontarkan setelah laju inflasi tidak kunjung menunjukkan tanda-tanda penurunan akibat ekonomi AS yang berkontraksi jelang pemilihan umum pada November mendatang.

Lebih lanjut selain kebijakan suku bunga, The Fed dalam FOMC kemarin juga mengumumkan jika mereka akan memperlambat pengurangan (tapering) quantitative easing (QE) dari 60 miliar dolar AS per bulan menjadi 25 miliar dolar AS per bulan mulai 1 Juni mendatang.

Pasar Wall Street Berkontraksi

Pasca The Fed mempertahankan suku bunganya, Indeks utama Wall Street ditutup beragam pada akhir perdagangan Rabu (1/5/2024).

Mengutip Reuters, indeks S&P 500 turun 17,3 poin, atau 0,34 persen, ke level 5.018,39 disusul Nasdaq Composite yang anjlok 52,34 poin, atau 0,33 persen, menjadi 15.605,48. Sementara Dow Jones Industrial Average naik tipis 87,37 poin, atau 0,23 persen ke level 37.903,29.

Rapor merah juga dialami 11 sektor utama di S&P 500, akibat sikap hakish The Fed saham-saham energi mencatat persentase kerugian terbesar.

Kemudian Indeks MSCI untuk saham di seluruh dunia (.MIWD00000PUS) turun 2,22 poin, atau 0,29 persen, menjadi 754,39.

Harga Minyak Dunia Anjlok

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas