Prabowo Berambisi Bawa Pertumbuhan Ekonomi RI 8 Persen, Ekonom Bilang Sulit, Harus Ambil Langkah Ini
Pertumbuhan ekonomi dua sampai tiga tahun ke depan tidak ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi tahun lalu dan tahun ini.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Enrico mengungkapkan, saat ini infrastruktur Indonesia telah siap untuk melakukan hilirisasi dan digitalisasi. Kendati demikian, kemampuan sumber daya manusia (SDM) dinilai masih rendah.
"Infrastruktur sudah siap, namun kemampuan SDM sangat rendah," ungkapnya.
Enrico masih optimistis pertumbuhan ekonomi pada akhir tahun mampu mencapai level 5,2%.
Kendati begitu, ada sejumlah hadangan pertumbuhan ekonomi berupa kondisi fiskal yang lebih ketat karena efek dari Pandemi Covid-19 yang belum selesai.
Sebelumnya, pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu mencapai 5,2% pada tahun 2024.
"Kita mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Kita yakin bahwa potensi ekonomi Indonesia itu di 5,2% tahun ini. Dan ini lagi kita lihat dengan kemarin 5,11% di kuartal I-2024, lalu kuartal II nanti kita lihat berapa," kata Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, beberapa waktu lalu.
Suahasil menerangkan, Indonesia memiliki sejumlah tantangan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% sepanjang tahun ini. Menurutnya, Indonesia perlu mencari sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru.
"Tantangannya mencari sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru, produk UMKM, hilirisasi jadi sumber pertumbuhan ekonomi kita dan kita harapkan terus ke depan kita lanjutkan. Digitalisasi juga sumber pertumbuhan ekonomi kita dan ekonomi hijau juga," ujarnya.
Menko Airlangga Nilai Target Prabowo Realistis
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen yang disampikan Presiden terpilih Prabowo Subianto cukup realistis.
Menurut Airlangga, agar Indonesia bisa menjadi negara maju maka pertumbuhan ekonomi harus tumbuh di atas 6 persen.
"2-3 tahun ke depan memang dalam RPJMN kita kalau kita mau jadi negara maju di 2045 kita tumbuh harus di atas 6-7-8 persen," kata Airlangga di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, (16/5/2024).
Menurut Airlangga dalam 2 sampai 3 tahun ke depan diharapkan kondisi global berubah sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi. Termasuk, geopolitik yang lebih stabil.
Baca juga: Bamsoet: Tetaplah Berhati-hati dan Bijaksana Mengelola Pertumbuhan Ekonomi
"Kalau geopolitik aman kan, kita bisa memanfaaatkan bantalan fiskal yang selama ini dilakukan untuk subsidi," katanya.
Indonesia sendiri kata Airlangga, akan terus menggenjot sejumlah sektor agar ekonomi terus tumbuh. Salah satunya sektor mineral yang menjadi kekuatan Indonesia. Sementara sektor lainnya terus didorong agar bisa berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi secara signifikan. Diantaranya yakni sektor digital.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia