Rakornas IG 2024: Membangun Landasan Kuat untuk Indonesia Emas
Badan Informasi Geospasial (BIG) baru saja menyelenggarakan Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial dengan tema `Penguatan Landasan Transformas
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Badan Informasi Geospasial (BIG) baru saja menyelenggarakan Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial dengan tema `Penguatan Landasan Transformasi Informasi Geospasial yang Holistik, Integratif, dan Berkelanjutan dalam rangka Menuju Indonesia Emas'.
Rakornas IG ini diselenggarakan pada Kamis (20/6/2024) yang diikuti oleh seluruh pemangku kepentingan di bidang IG. Tema rapat ini dipilih untuk mendukung Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 sebagai penguatan fondasi transformasi.
“Tema tersebut juga sejalan dengan cita-cita mewujudkan Indonesia Emas 2045, yaitu menjadikan Indonesia dapat berdiri tegak, sejajar dengan negara-negara maju lainnya. Untuk mewujudkannya, tentu dibutuhkan dukungan data dan informasi, termasuk Informasi Geospasial,” terang Kepala BIG Muh Aris Marfai dalam sambutannya pada Rakornas IG 2024 di Jakarta.
Dukungan ketersediaan Informasi Geospasial Dasar (IGD), ketersediaan Informasi Geospasial Tematik (IGT) di setiap Kementerian/Lembaga/ Daerah, serta terbangunnya Infrastruktur Informasi Geospasial (IIG) yang kuat, merupakan kunci dan modal penting yang harus menjadi perhatian setiap penyelenggara informasi geospasial. IGD terutama skala besar terus dihasilkan dalam upaya memacu dan memicu tumbuhnya IGT untuk mendukung berbagai sektor pembangunan.
Sebagai lembaga pemerintah yang bertugas menyelenggarakan IG di Indonesia, BIG berkomitmen menyediakan Informasi Geospasial Dasar (IGD), melakukan pembinaan penyelenggaraan Informasi Geospasial Tematik (IGT) di setiap kementerian/lembaga/pemerintah daerah, serta menyelenggarakan pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial (IIG) yang kuat.
Baca juga: Pemanfaatan Data Geospasial Penting untuk Menuju Indonesia Emas 2045
Saat ini, ketersediaan peta dasar wilayah darat skala kecil (< 1:250.000) sudah mencakup seluruh wilayah Indonesia. Sedangkan, untuk skala menengah (1:25.000 dan 1:50.000) telah tersedia sekitar 94,01 persen dan skala besar (1:5.000 atau lebih) baru tersedia 2,58 persen.
“Kondisi ini menjadi tantangan kita semua untuk menyelesaikan ketersediaan data tersebut sehingga diperlukan komitmen, pendanaan, kolaborasi, dan strategi yang efektif,” imbuh Aris.
Untuk itu, untuk lima tahun ke depan BIG fokus menyediakan IGD pada skala 1:5.000, mendukung pengelolaan 309 tema data geospasial tematik di berbagai kementerian dan lembaga, serta memperkuat tata kelola informasi geospasial nasional dan mekanisme berbagi data melalui Jaringan Informasi Geospasial Nasional (JIGN).
Senada, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakanbahwa integrasi penyelenggaraan IG di pusat dan daerah menjadi salah satu faktor utama dalam perencanaan pembangunan di Indonesia. “Standardisasi tata kelola data spasial, statistik, dan keuangan harus dioptimalkan,” imbuhnya.
Sementara itu, Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Agus Harimurti Yudhoyono melalui video rekaman mengungkapkan apreasiasi kepada BIG. Ia menyatakan komitmennya untuk terus menyediakan dukungan IG demi menyukseskan program Reforma Agraria.
“Kolaborasi di antara BG dan Kementerian ATR/BPN menjadi kunci penting dalam mewujudkan Kebijakan Satu Peta (KSP), khususnya terkait dengan aspek tata ruang, dan juga aspek pendaftaran. KSP bertujuan untuk mengintegrasikan seluruh IG dari berbagai sektor agar dapat digunakan sebagai acuan dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan nasional yang lebih efektif, dan efisien. Melalui kebijakan ini, diharapkan tidak ada lagi tumpang tindih informasi yang dapat menyebabkan terjadinya konflik kepemilikan, dan pemanfaatan ruang,” ujar AHY, demikian Ia biasa disapa.
Pelaksanaan Rakornas IG 2024 diharapkan dapat mewujudkan koordinasi terkait penyelenggaraan IG nasional yang menjadi landasan pembangunan. Rumusan Rakornas yang berisi berbagai isu strategis terkait penyelenggaraan IG nasional, dapat digunakan untuk mendukung rencana dan strategi penyelenggaraan IG nasional pada RPJMN 2025-2029.
Sebagai informasi, pada Rakornas IG 2024 juga dilaksanakan penyerahan Buku Rencana Penyelenggaraan IG Nasional 2025-2029. Buku ini memuat gambaran ringkas terkait kondisi eksisting, skema penyelenggaraan IG, pembinaan IGT, dan pembangunan IIG. Kebijakan di bidang IG menjadi fondasi dalam menjawab tantangan global dan nasional, yang kemudian diterjemahkan dalam buku ini sebagai gambaran rencana dan strategi penyelenggaraan IG Nasional 2025-2029 sebagai penguatan fondasi transformasi geospasial menuju Indonesia Emas 2045.
Baca juga: Pemanfaatan Teknologi Geospasial untuk Tingkatkan Kemampuan Pelaksanaan Pencarian dan Pertolongan