Revolusi Digital AI Bikin Khawatir Dunia, Praktisi Sarankan Pemerintah RI Beri Pendekatan Terbuka
dukungan pemimpin visioner seperti Ketua MPR Bambang Soesatyo dan komitmen Menkominfo Budi Arie Setiadi akan mendorong ekosistem AI
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa kekuatan besar dunia telah menyatakan kekhawatiran dan kegelisahan bahwa revolusi digital yang digerakkan oleh kecerdasan buatan (AI) telah membuat setiap negara rentan, karena data dan informasi tentang masing-masing negara dapat disalahgunakan untuk melemahkan kedaulatan mereka.
Chief Executive Officer (CEO) Cloudrail AI Aditya Sujana mengatakan, di beberapa negara terkemuka ini telah menerapkan langkah-langkah pencegahan drastis, seperti memblokir akses ke berbagai platform dan produk teknologi global di pasar domestik.
Baca juga: Artificial Intelligence Bantu Perguruan Tinggi Jaring SDM Berkualitas
"Langkah ini dilakukan untuk menjaga keamanan data dan informasi serta melindungi kedaulatan dan ketahanan nasional di era digital," kata Aditya Sujana usai bertemu Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo di Jakarta belum lama ini.
Dikatakannya, Indonesia sebagai bangsa yang sudah dikenal berdaulat, bebas dan aktif dalam pergaulan dunia tentunya harus mencari pendekatan yang lebih terbuka.
"Pendekatan lebih bisnis friendly, dan lebih kolaboratif namun tetap aman dan berdaulat," kata Aditya.
Baca juga: UNESCO Harap Indonesia Jadi Tuan Rumah Global Forum on The Ethics of Artificial Intelligence 2025
Usai bertemu Aditya Sujana, Bambang Soesatyo mengimbau Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk betul-betul memahami dan memastikan Indonesia siap menghadapi revolusi AI di dunia sambil menjaga kedaulatan bangsa di era digital.
Menkominfo Budi Arie Setiadi mengatakan, mendukung penuh pengembangan solusi AI dalam negeri yang sesuai dengan nilai-nilai Indonesia dan melindungi kedaulatan data negara.
"Selaku pengembang kecedasan buatan, kami mempersiapkan dan mendesain didesain sedemikian rupa selama beberapa tahun belakangan yang selalu sesuai dengan nilai-nilai Indonesia dan mendukung peran strategis Indonesia di dunia," katanya.
Aditya menambahkan, dukungan pemimpin visioner seperti Ketua MPR Bambang Soesatyo dan komitmen Menkominfo Budi Arie Setiadi akan mendorong ekosistem AI yang berkembang, Indonesia berada dalam posisi yang baik untuk menjadi pemimpin regional dalam pengembangan AI sambil melindungi kedaulatan digitalnya.
Baca juga: Cegah Risiko Hukum, Pemerintah Siapkan Regulasi Artificial Intelligence di Indonesia
"Peran kami menyediakan alat dan infrastruktur yang diperlukan untuk inovasi AI dalam negeri menegaskan tekad bangsa untuk memanfaatkan kekuatan AI demi kepentingan warganya," katanya.
Saat ini, sebuat dia Indonesia memulai perjalanan transformatif ini, kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan perusahaan inovatif seperti CloudRail AI akan sangat penting dalam mendorong revolusi AI negara ke depan.
"Dengan berinvestasi dalam pengembangan bakat, penelitian, dan penciptaan infrastruktur AI yang kuat, Indonesia dapat membuka potensi besar teknologi ini untuk meningkatkan kehidupan, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan mengamankan posisinya sebagai kekuatan AI global," katanya.
Aditya mengatakan, mengibaratkan Indonesia yang memulai prinsip non-alignment untuk mendorong pergaulan dan perdamaian dunia lewat Konferensi Asia Afrika di tahun 1955, Cloudrail AI ingin membuat Indonesia kembali menjadi contoh bagaimana melindungi keamanan dan kedaulatan bangsa dalam menghadapi revolusi AI di dunia dengan menerapkan prinsip market openness dan business friendliness.
Menurutnya, platform AI ini menyediakan infrastruktur yang aman dan efisien untuk pengembangan AI, memberdayakan inovator Indonesia untuk menciptakan aplikasi terobosan yang menangani tantangan lokal dan mendorong pertumbuhan ekonomi.