Mendag Zulkifli Hasan: Mustahil Indonesia Bisa Swasembada Gula dan Beras
Selama Indonesia masih mengadalkan Jawa untuk urusan pertanian, Zulhas memandang harga pangan di Indonesia akan terus naik.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan secara blak-blakan menyebut mustahil Indonesia bisa swasembada gula atau beras jika mengandalkan Pulau Jawa.
Zulhas pun menilai jika Indonesia terus mengandalkan Jawa di urusan pertanian, cita-cita mencapai swasembada gula atau beras tidak akan tercapai. Itu karena menurut dia sudah tak tersedia lagi lahan di Jawa.
"Kalau pertanian kita mengandalkan Jawa, mau swasembada gula kapan? Swasembada beras kapan? Wong tanahnya enggak ada. [Lahan] ada juga berubah jadi pabrik, berubah jadi perumahan," katanya dalam rapat bersama Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/7/2024).
"Jadi kalau kita bermimpi swasembada gula, swasmbada beras, segala macem di Jawa, enggak mungkin. Menurut saya ya mustahil dengan teknologi apapun," lanjutnya.
Baca juga: 5 Tahun ke Depan, Jokowi Canangkan Indonesia Swasembada Pangan
Oleh karena itu, ia mengatakan masa depan Indonesia ada di Kalimantan dan Papua. Dua pulau tersebut, kata Zulhas, bisa dibuat mekanisasi untuk beras atau jagung.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu bahkan sudah menyampaikan hal tersebut kepada Presiden Joko Widodo dan Presiden Terpilih RI 2024-2029 Prabowo Subianto.
"Ini yang saya sampaikan ke Pak Prabowo [dan] Pak Jokowi. Masa depan kita di Kalimantan dan Papua yang besar tanahnya. Kita bisa bikin mekanisasi jagung atau beras. Memang enggak mudah. Enggak mungkin hari ini bikin, besok swasembada," ujar Zulhas.
"Masa depan kita yang luas itu ada di Kalimantan dan Papua. Selagi itu tidak kita optimalkan, menurut saya swasemabda gula, swasemaba beras itu sulit karena lahannya tidak ada," sambungnya.
Selama Indonesia masih mengadalkan Jawa untuk urusan pertanian, Zulhas memandang harga pangan di Indonesia akan terus naik.
Karena tidak tersedianya lahan di Jawa, Indonesia jadi harus bergantung pada impor, yang berujung RI harus mengikuti perkembangan harga global.
Zulhas pun mencontohkan ketika India melarang ekspor beras, harga beras di Indonesia ikut terkerek naik.
"Harga akan tergantung dari luar. Kalau luar melarang ekspor beras [seperti] India, ya kita naik [harganya] karena kita bergantung sama orang," jelas Zulhas.
"Jadi memang masa depan kita di Papua dan Kalimantan dan Pak Presiden [Terpilih] Prabowo juga setuju. Di situ kita bisa bikin mekanisasi. Mudah-mudahan lima tahun gula beras bisa [swasemabda] kalau kita serius dan didukung teman-teman dari DPR," pungkasnya.