Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Respon Menparekraf Tentang Peretasan 320 Akun Google Business Pengusaha Hotel

Sandiaga Uno menyayangkan peretasan 320 akun Google Business milik sejumlah hotel yang terjadi pada Minggu (11/8/2024) kemarin.

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Respon Menparekraf Tentang Peretasan 320 Akun Google Business Pengusaha Hotel
istimewa
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyayangkan peretasan 320 akun Google Business milik sejumlah hotel yang terjadi pada Minggu (11/8/2024) kemarin.

"Ya, saya sangat prihatin, karena ini terus bergulir nih, peretasan yang sangat merugikan," kata Sandiaga kepada wartawan di Halte Transjakarta Bundaran Hotel Indonesia, Rabu (14/8/2024).

Menurutnya, peretasan ini merugikan tidak hanya bagi industri hotel melainkan masyarakat yang bisa saja terkena kecurangan data atau scam.

"Jadi sangat merugikan, bukan hanya merugikan masyarakat yang akhirnya terkena scam, tapi juga hotel-hotel dirugikan, baik dari segi penurunan pendapatan, walaupun juga reputasi. Ini sedang kita tangani, dan kita berkoordinasi," terangnya.

Sandiaga mengaku, perihal keamanan siber ini sempat menjadi fokus utama yang harus diperkuat saat dirinya mulai menjabat sebagai Menparekraf. Hal tersebut sejalan dengan semangat transformasi digital di Indonesia.

"Sekitar 4 tahun lalu waktu saya mulai bertugas, saya menyampaikan bahwa salah satu sektor yang harus diperkuat itu adalah cyber security, cyber defense. Karena kita bertransformasi menuju digital, kita harus berkuat ketahanan dan kedaulatan dari digitalisasi kita," jelasnya.

Berita Rekomendasi

Sebelumnya, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengungkap 320 akun Google Business milik pengelola hotel telah diretas. Peretasan tersebut dilakukan melalui pengubahan data yang ada di dalam platform Google Business.

"Kalau kita mengacu pada undang-undang ITE pasal 35 yang tepatnya adalah terjadi pemalsuan data elektronik, yaitu dilakukan oleh pihak tertentu yang dilakukan secara nasional," kata Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani kepada wartawan di Jakarta, dikutip Selasa (13/8/2024).

Baca juga: Akun Google Business 320 Hotel Diretas, Hati-hati Jika Ditawari Harga Kamar Kelewat Murah

"Sementara sampai hari ini sudah ada 320 hotel yang datanya telah diubah di dalam platform Google Business," lanjutnya.

Hariyadi mengatakan, laporan mengenai peretasan ini pertama kali datang dari PHRI Sumatera Barat. Dari situ, PHRI Pusat langsung menyampaikan ke PHRI Daerah lainnya melalui grup WhatsApp.

Berbagai PHRI Daerah langsung melakukan pengecekan terhadap informasi mereka di dalam Google Business dan didapatilah angka 320 hotel telah mengalami perubahan data.

"Hal itu terjadi karena Google Business itu adalah platform yang terbuka. Kalau kita tidak melakukan verifikasi, maka bisa saja pihak luar itu melakukan edit," ujar Hariyadi.

Baca juga: Jaringan Sahid Hotels & Resorts Resmi Kelola Sahid Wassenaar Cianjur, Ada Sentuhan Tradisi Belanda

Ia mengatakan, pihak yang tidak bertanggung jawab yang melakukan peretasan ini telah mengubah atau mengedit nomor telepon resmi pihak hotel.

Mereka mengubah nomor telepon yang ada di Google agar bisa mengarahkan calon konsumen ke nomor telepon mereka sendiri. Di dalam komunikasinya, apabila tamu akan melakukan reservasi, maka diarahkan untuk melakukan pembayaran ke rekening tertentu.

"Si pihak yang tidak bertanggung jawab ini memberikan harga itu murah, lebih murah daripada room rate yang resmi," ucap Hariyadi.

"Nah ini kan masyarakat biasanya tertarik ya. 'Wah ini harganya murah nih.' Ya sudah ambil di situ gitu," lanjutnya.

Ia mengatakan, sudah ada 10 hotel di Jawa Tengah yang tamunya menjadi korban di kasus ini. Mereka telah mentransfer kepada pihak yang tidak bertanggung jawab.

Baca juga: PHRI: Pembayaran Melalui QRIS Dapat Minimalisir Penggunaan Uang Palsu

Saat ini, kata Hariyadi, para pengelola hotel sudah melakukan perbaikan data di akun Google Business mereka. Namun, karena data di Google Business sifatnya terbuka, peluang untuk selalu bisa diubah oleh para pihak yang tidak bertanggung jawab ini selalu ada.

Hariyadi pun mengimbau masyarakat yang ingin mereservasi kamar hotel, bisa langsung menghubungi website resmi perusahaan atau melalui online travel agent.

Saat ini, PHRI di berbagai daerah juga sudah melaporkan kepada polda masing-masing terkait dengan peretasan ini. PHRI Pusat juga akan melaporkan ke Mabes Polri yang bergerak di bagian kriminal siber dalam waktu dekat.

"Mungkin besok atau lusa, kami sambil mengumpulkan data dari daerah yang sudah terjadi korban untuk kita laporkan segera," pungkas Hariyadi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas