IESR: Dekarbonisasi Energi Buka Banyak Lapangan Kerja Baru, Atasi Pengangguran di Kalangan Gen Z
Lapangan pekerjaan tercipta dari proses transisi energi akan membutuhkan sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi, mempunyai keahlian
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dekarbonisasi energi menuju net zero emission (NZE) yang selaras dengan Persetujuan Paris demi membatasi suhu bumi di bawah 1,5 derajat Celcius akan menciptakan peluang kerja dan lapangan pekerjaan yang luas, khususnya bagi generasi muda.
Berdasarkan kajian Institute for Essential Services Reform (IESR) berjudul “Deepdecarbonization of Indonesia’s energy system”, diperkirakan jumlah lapangan pekerjaanyangtercipta di sektor kelistrikan saja dapat mencapai hingga 3,2 juta lapangan pekerjaan di 2050.
Jumlah lapangan pekerjaan ini akan bertambah jika strategi dekarbonisasi sistem energi secara komprehensif diterapkan. IESR menilai potensi terciptanya lapangan pekerjaan baru ini memerlukan kesiapan sumber dayamanusia (SDM) yang memiliki keahlian dan keterampilan khusus yang dibutuhkan. Untuk itu diperlukan dukungan kebijakan yang strategis untuk mendorong pelatihan vokasi dan perguruantinggi sehingga transisi energi mampu menciptakan peluang ekonomi yang berkelanjutan bagi seluruh masyarakat.
Baca juga: Pemerintah Beberkan Upaya Menaikkan Daya Saing Industri Melalui Aksi Dekarbonisasi
Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa pada Webinar “Road to Indonesia Energy TransitionDialogue (IETD): Menakar Kesiapan Sumber Daya Manusia Indonesia dalamProses Transisi Energi mengatakan, tingginya tingkat pengangguran terbuka yang didominasi oleh GenZ di kelompok umur 15-24 tahun.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di kelompok umur Gen Z mencapai 3,5 juta jiwa dari total 7,2 juta pengangguranterbuka per Februari 2024. Ia menekankan, lapangan pekerjaan tercipta dari proses transisi energi akan membutuhkan sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi, mempunyai keahliandan sertifikasi khusus.
“Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di era transisi energi, peran lembaga pendidikan, seperti sekolah vokasi, sekolah tinggi, dan universitas, menjadi penting. Sebagai contoh, SMK dengan jurusan otomotif kendaraan ringan dapat mulai beralih untuk mempelajari industri kendaraan listrik, dan sekolah vokasi dengan jurusan teknik bangunan dapat mempelajari konsep bangunan hijau (green building)," ujarnya.
Dia mengatakan, akan dibutuhkan puluhan ribu teknisi terampil untuk memasangPLTS dengan standar yang tinggi dalam beberapa tahun mendatang. Pemerintah juga diharapkandapat mendorong dan memfasilitasi program studi baru yang berbasis pada kebutuhan-kebutuhan keahlian untuk mendukung transisi energi, yang saat ini masih sangat terbatas di Indonesia.
Karena itu, IESR mendorong pemerintah untuk mempersiapkan SDM di Indonesia melalui pelatihandanpeningkatan kapasitas tenaga kerja, serta mempererat koordinasi antar kementerian terkait.
IESR menawarkan lima strategi untuk memastikan SDM Indonesia memiliki daya saing tinggi di eratransisi energi. Pertama, mengidentifikasi keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan untuk transisi energi sertamerumuskan strategi yang terarah untuk mengembangkan keahlian, keterampilan dan kapasitastenaga kerja terampil yang dibutuhkan dalam sektor energi bersih.
Baca juga: Dorong Dekarbonisasi, Pupuk Kaltim Operasikan Kendaraan Listrik dan Revamping Pabrik Tertua
Kedua, meningkatkananggaran untuk membangun fasilitas pelatihan, pendidikan dan sertifikasi teknologi energi bersihKetiga, meningkatkan koordinasi antara pembuat kebijakan terkait transisi energi daninstansi yang bertanggung jawab pada penyiapan tenaga kerja dan ahli-ahli profesional, yaitu Kementerian Tenaga Kerja dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, sehingga secara aktif terlibat dalam pembahasan transisi energi untuk memastikan kesiapansektor tenaga kerja menghadapi perubahan lanskap kesempatan kerja dan lapangan pekerjaan.
Keempat, menyiapkan program pelatihan dan peningkatan kapasitas untuk pekerja dari sektorenergi fosil agar dapat menguasai pekerjaan di sektor energi bersih dan dapat beralih di saat transisi energi mulai terjadi.
Kelima, memfasilitasi peralihan pekerjaan untuk mengurangi potensi pengangguran akibat transisi energi dengan menggunakan kapasitas fiskal yang dimiliki pemerintah.
Ahmad Khulaemi, Widyaiswara Ahli Madya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan pihaknya melakukan dua strategi peningkatan kualitas SDM yaitu pelatihan dan sertifikasi. Misalnya saja pelatihan audit energi, yang mencakupbidangketenagalistrikan, mekanik beserta bangunan. Pada tahun 2023, sekitar 189 orang auditor energi telah tersertifikasi.
Selain itu, adanya program Patriot dan Gerilya, yang mengenalkan generasi muda terutama mahasiswa tingkat akhir, pada berbagai jenis energi terbarukan seperti energi surya, angin, dan air.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia