Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Tepis Isu Inflasi, Menkeu Yellen Sebut Kinerja Pasar Kerja AS Sehat Meski Ada Perlambatan

Janet Yellen mengatakan bahwa AS masih memiliki pasar tenaga kerja yang sehat dan baik, meskipun laju penciptaan lapangan kerja telah melambat

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Tepis Isu Inflasi, Menkeu Yellen Sebut Kinerja Pasar Kerja AS Sehat Meski Ada Perlambatan
Ina Fassbender / AFP
Menteri Keuangan AS Janet Yellen 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen mengatakan bahwa AS masih memiliki pasar tenaga kerja yang sehat dan baik, meskipun laju penciptaan lapangan kerja telah melambat dalam beberapa bulan terakhir.

Pernyataan tersebut dilontarkan Yellen jelang perilisan data pengangguran AS yang akan di diumumkan pada sore ini. Dalam laporannya Yellen menjelaskan bahwa tingkat pengangguran di bulan ini diproyeksi menjadi 4,2 persen.




Sedikit menurun bila dibandingkan dengan tingkat pengangguran bulan Juli sebesar 4,3 persen, meski lowongan pekerjaan di AS pada bulan Juli juga turun ke level terendah sejak awal 2021.

Baca juga: BPS: Inflasi Tahunan di Agustus 2024 Sebesar 2,12 Persen

"Laju penciptaan lapangan kerja melambat, namun penyerapan pendatang baru ke pasar tenaga kerja adalah hal yang normal dan memadai," kata Yellen.

"Saya pikir kita memiliki ekonomi dan pasar tenaga kerja yang sehat berkat solidnya arus belanja konsumen dan belanja investasi," imbuh Yellen.

Meski masih prediksi, akan ettapi data ketenagakerjaan tersebut memberikan harapan akan adanya soft landing, menangkis kekhawatiran tentang kemungkinan resesi akibat inflasi AS yang terus-menerus melesat di atas target.

BERITA TERKAIT

Senada dengan Yellen, dua pejabat Federal Reserve mengungkap bahwa perekonomian AS di kuartal ini sehat setelah apa yang disebut indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti naik 0,2 persen dari Juni.

Data tersebut yang membuat dua pejabat Federal Reserve optimis jika bos The Fed yang akan menurunkan suku bunga sebesar 0,25 persen atau sekitar 50 bps pada pertemuan Jackson Hole di tanggal 17-18 September.

Sementara itu pasar memperkirakan peluang 63 persen untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) saat Fed bertemu pada tanggal 17 dan 18 September, serta peluang sebesar 37 persen untuk pemangkasan sebesar 50 bps, sebagaimana ditunjukkan oleh alat CME FedWatch.

Wall Street Dibuka Bervariasi

Kendati para analis memproyeksi adanya kemungkinan suku bunga dovish atau dipangkas, sayangnya hingga saat ini The Fed belum memberikan sinyal apapun terkait rencana pemangkasan suku bunga itu.

Alhasil investor dibayangi ketegangan hingga reli bursa saham AS yang diperdagangkan di Wall Street turut bergerak variasi. Secara keseluruhan, S&P 500 turun 16,66 poin menjadi 5.503,41. Dow turun 219,22 poin menjadi 40.755,75, sementara Nasdaq Composite naik 43,36 poin menjadi 17.127,66

Adapun Indeks komposit Nasdaq bertahan lebih baik dibandingkan pasar lainnya, naik 0,3 persen berkat keuntungan Tesla dan sejumlah saham Big Tech lainnya.

Terpisah Dalam perdagangan energi, minyak mentah acuan AS naik 11 sen menjadi 69,26 dolar AS per barel. Sedangkan minyak mentah Brent, standar internasional, naik 11 sen menjadi 72,80 dolar AS per barel.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas