Konglomerat Properti RI Telah Investasi di IKN, Diberi Waktu 18 Bulan Mesti Rampung
OIKN mengklaim berbagai proyek swasta yang telah di groundbreaking Presiden Jokowi merupakan dari investor yang berkualitas baik.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah delapan kali melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking proyek non-APBN di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur.
Adapun total investasi yang masuk dari proyek tersebut hingga September 2024 mencapai Rp53,5 triliun, yang didominasi sektor properti.
Dalam investasi ini, konglomerat properti di Indonesia turut andil, seperti Agung Sedayu Group (ASG) sebagai pemimpin Konsorsium Nusantara, Pakuwon Jati, dan Royal Golden Eagle (RGE).
Baca juga: Tak Layak Diteruskan Jadi Ibu Kota Negara, IKN Nusantara Terancam Mangkrak
Berikut Daftar Konglomerat RI Telah Investasi di IKN:
1. Konsorsium Nusantara
Diinisiasi oleh pemilik Agung Sedayu Group (ASG) Sugianto Kusuma (Aguan).
Dia menggandeng sembilan perusahaan raksasa lainnya dalam Konsorsium Nusantara.
Selain ASG, sembilan kompatriot lainnya adalah Salim Group, Sinarmas Group, Pulauintan Group, Adaro Group, Barito Pacific Group, Mulia Group, Astra Group, Kawan Lama Group, dan Alfamart Group.
Konsorsium Nusantara membangun kawasan mixed use dengan nilai investasi fantastis yakni Rp 20 triliun.
Investasi ini akan digunakan untuk membangun Swissôtel Nusantara, Nusantara Duty Free Mall, dan Nusantara Apartment.
Swissôtel Nusantara dengan 191 kamar telah diresmikan pembukaannya oleh Presiden Joko Widodo.
Sementara Nusantara Duty Free Mall baru saja memulai pembangunannya.
2. PT Pakuwon Jati Tbk
PT Pakuwon Jati Tbk membesut pengembangan Pakuwon Nusantara dengan merogoh kocek Rp 5 triliun.
Melalui anak usaha, PT Pakuwon abadi Nusantara (PNA), raja properti yang berbasis di Surabaya, Jawa Timur, yang dimiliki oleh Alexander Tedja ini akan membangun Pakuwon Nusantara di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) 1 A, yakni di Jalan Sumbu Kebangsaan.
Pakuwon Nusantara yang menempati area seluas 7,2 hektar, dirancang dengan konsep ramah lingkungan.
President Director PNA Eiffel Tedja menuturkan, tahapan pembangunan mencakup hotel Four Points by Sheraton.
Kemudian disusul dengan pembangunan pusat perbelanjaan, Hotel Tribute Portfolio by Marriott, Hotel Westin, dan ballroom.
Sementara Mal Pakuwon Nusantara mengusung desain yang menyatu dengan konsep teras langit dari alam terbuka hijau dengan pemandangan langsung ke lembah dan sungai.
3. PT Wulandari Bangun Laksana Tbk
Perusahaan yang kini dikendalikan generasi kedua, Tjia Daniel Wirawan ini merupakan satu-satunya investor lokal asal Balikpapan, Kalimantan Timur, yang berinvestasi di IKN.
Dengan investasi senilai Rp 3 triliun, Perseroan akan membangun hotel bintang empat, pusat perbelanjaan, perkantoran, apartemen, dan fasilitas olahraga sebagai community hub.
PT Wulandari Bangun Laksana Tbk akan membangun community hub terlebih dahulu yang mencakup lapangan futsal, lapangan basket, kafe, restoran, dan fasilitas olahraga serta hobi.
4. PT Intiland Development Tbk
PT Intiland Development Tbk merupakan pemain lama di sektor properti yang dibesut Hendro Santoso Gondokusumo.
Dia bersama mitra strategis PT Abdael Nusa dan CAMC Engineering Co., Ltd. (CAMCE), membangun proyek jumbo di IKN dengan nilai Rp 3,8 triliun.
Proyek pertama yakni pengembangan kawasan mixed-use Grand Whiz Nusantara yang mengintegrasikan hotel, serviced apartment, area ritel, pusat olahraga, dan fasilitas makanan dan minuman.
Proyek kedua adalah Nusantara Quarter, sebuah pengembangan kawasan Transit-Oriented Development (TOD) yang mengintegrasikan hunian, perkantoran, dan area komersila dengan akses transportasi publik.
Pengembangan ketiga yakni kawasan perumahan dengan fasilitas lapangan golf bernama Royale Nusantara Golf Resort & Residence.
Untuk merealisasikan proyek ini, pengembang merogoh kocek senilai Rp 3,8 triliun.
5. Royal Golden Eagle (RGE)
Group RGE Group yang dimiliki konglomerat Sukanto Tanoto, ikut berkontribusi membangun IKN di sektor investasi.
Mereka akan menggarap mixed use development yang mencakup gedung dengan fungsi pusat konvensi bertaraf internasional, dan hotel.
Sejak Groundbreaking Nilai investasi yang dikucurkan RGE untuk membangun proyek tersebut adalah sebesar Rp 2 triliun.
Berlokasi di area 1B seluas 12 hektare, Nusantara International Convention Center and Hotel diharapkan menjadi ikon Nusantara untuk menyelenggarakan Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE).
Gedung convention center ini dirancang dengan kapasitas sekitar 10.000 orang.
Sementara hotelnya akan menyediakan 200 kamar tipe suites room yang didesain dengan konsep modern dan berkelanjutan.
Ada Batas Waktu Penyelesaian Proyek
Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengklaim berbagai proyek swasta yang telah di groundbreaking Presiden Jokowi merupakan dari investor yang berkualitas baik.
OIKN pun memberikan batas waktu maksimal pelaksanaan pembangunan investasi non-APBN yakni 18 bulan sejak groundbreaking.
Deputi Bidang Sarana dan Prasarana OIKN Silvia Halim mengatakan, batas waktu maksimal pelaksanaan konstruksi diberlakukan untuk menjaga pembangunan IKN sesuai jadwal, dan terciptanya eksositem perkotaan lebih cepat.
"Kami sudah melakukan kurasi terhadap banyaknya investor yang berminat. Namun, yang kami cari adalah investor yang berkualitas. Ini artinya, mereka tak sekadar sebatas groundbreaking tapi segera membangun," tutur Silvia.
Roy Suryo Prediksi Bakal Mangkrak
Pemerhati Telematika, Multimedia, AI & OCB Independen, Roy Suryo menyebut, tanda-tanda proyek di IKN berpotensi mangkrak sebenarnya sudah sangat jelas saat mundurnya Ketua Otorita IKN dan Wakilnya, Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe pada 4 Juni 2024.
"Kalau hanya seorang Ketua atau Wakilnya saja yang mundur, mungkin itu biasa, namun ini keduanya kompak mundur secara bersamaan," ujar Roy, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, keduanya adalah putra terbaik bangsa pilihan rezim yang bekerja sejak awal dan sangat mengerti bagaimana sebenarnya kondisi faktual IKN Nusantara.
Selain itu, kalau melihat hasil akhir Istana Garuda karya Nyoman Nuarta (NN) dengan Bangunan berbentuk Kelelawar Hitam yang disebut-sebut sebagai "Garuda Pancasila", karena sangat tidak mencerminkan Lambang Negara Indonesia dengan 17-helai bulu Sayap, 8-helai bulu ekor, 45-helai bulu leher sebagaimana yang diajarkan selama ini.
"Kesimpulannya, melihat semua kekarut-marutan mulai dari perancangan, kelahiran, keterlambatan dan berbagai kegagalan IKN Nusantara di atas, wajar bila saat ini banyak yang mengatakan bahwa IKN tersebut akan mangkrak," ujarnya.
Ia pun menilai, sayang sekali ratusan triliun rupiah yang sudah digulirkan ke IKN, namun akan lebih sangat sayang bilamana diteruskan namun harus menghabiskan ratusan triliunan lagi.
"Oleh karena itu meski masih diupayakan tidak mangkrak, tetapi jelas IKN Nusantara tidak layak jadi Ibu Kota Negara," ucap Roy.
"Pemerintah kedepan seharusnya bisa merevisi UU IKN dan mengembalikan Jakarta menjadi Ibu Kota Negara Indonesia kembali seperti sedia kala dan Indonesia pasti akan lebih sejahtera," sambungnya.