TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG SELATAN - Partisipasi perguruan tinggi dalam mendorong peningkatan perekonomian warga terus berlanjut.

Di Tangerang Selatan, Banten, Kelompok Wanita Tani (KWT) Cempaka di Batan Indah mendapat pendampingan untuk meningkatkan hasil pertanian melalui penerapan konsep value chain.

Penerapan value chain ini tidak hanya mencakup aspek produktivitas pertanian tapi juga memastikan keberlanjutan usaha dalam proses produksi, pengolahan, dan pemasaran hasil pertanian dari yang semula masih sederhana dan manual menjadi mekanisasi.

Baca juga: Wamentan Sudaryono Dorong Percepatan Tanam di Bulan Oktober: Kita Berikan Benih Gratis untuk Petani

Program ini dijalankan oleh sejumah dosen Universitas Mercu Buana, Jakarta, yang dipimpin oleh Dr Tukhas Shilul Imaroh. Mereka merancang program pelatihan yang komprehensif dalam pengajuan hibah ke Kemenristek Dikti.

Tim ini terdiri dari tiga dosen lainnya, yaitu Dr Rosalendro Edi Nugroho, Dr Mafizatun Nurhayati,  dan Dr Eng. Imam Hidayat dibantu dua mahasiswa, yakni Belyarosa Sinta Nurafni, dan Mohammad Zaky Rahmansyah.

Kegiatan ini berkaitan dengan penerapan konsep Supply Chain untuk meningkatkan hasil produksi dan  kualitas produk, pemasaran, serta implementasi Value Chain agar usaha  berkelanjutan.

Dalam proses pendampingan, Kelompok Wanita Tani Batan Indah mendapat dukungan bantuan perangkat permesinan berupa mesin kemasan (packaging) atau automatic vertical seeler.

Dr Tukhas Shilul Imaroh mengatakan, dengan bantuan alat produksi dan pendampingan ini produktivitas Kelompok Wanita Tani Cempaka bisa meningkat tiga kali lipat.

"Keberhasilan KWT-Cempaka adalah cerminan dari potensi luar biasa yang dimiliki oleh masyarakat kita. Melalui upaya bersama ini, diharapkan keberlanjutan usaha tani di Tangerang Selatan dapat terwujud," ungkapnya dikutip dari keterangan pers tertulis, Jumat, 4 Oktober 2024.

Dia menambahkan, KWT Cempaka bisa menjadi pelopor dalam memproduksi pangan yang sehat dan berkualitas untuk masyarakat. 'Kami percaya mereka dapat mencapai keberlanjutan dan meningkatkan kesejahteraan," ungkap Dr Tukhas.

Baca juga: Alasan Wamentan Sudaryono Imbau Para Petani Optimalkan Percepatan Menanam Jelang Musim Penghujan

Dia menambahkan, kegiatan pendampingan ini merupakan bagian dari program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) UMB dengan skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat. Hibah untuk mendukung program ini didapat dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek-Dikti) tahun anggaran 2024 dan diterima pada Rabu, 18 September 2024.

Rangakaian kegiatan PKM mencakup paparan tentang aspek operasional bisnis, paparan tentang konsep supply chain dan value chain, strategi pemasaran, strategi menjaga kualitas dan proses produksi, serta edukasi penggunaan alat mesin produksi Dehydrator dan Packaging Seller.

Candrawati, Ketua KWT Cempaka mengatakan, kegiatan ini sangat membantu komunitas taninya menjadi lebih produktif.

“Dulu kami merasa kesulitan memasarkan produk. Namun setelah mengikuti pelatihan ini, kami lebih percaya diri dalam menjual produk kami. Kami juga belajar cara membuat kemasan yang menarik,” tuturnya.

Hasil produksi KWT-Cempaka ke depan diharapkan semakin meningkat signifikan dan produk mereka semakin diminati konsumen. Anggota kelompok juga diharapkan lebih memahami pentingnya kolaborasi dan memaksimalkan peran masing-masing demi keberlanjutan usaha.