Akan Jadi Menkeu Lagi, Sri Mulyani Bisa Ngerem Kebijakan Prabowo yang Tak Realistis
Prabowo Subianto telah resmi meminta Sri Mulyani Indrawati bergabung ke kabinet di pemerintahannya dengan fokus tugas penguatan keuangan negara.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bergabungnya Sri Mulyani ke kabinet di pemerintahan Prabowo Subianto dinilai ekonom Universitas Indonesia, Jahen Rezki, akan memiliki peran strategis.
"Saya berharap kehadiran Sri Mulyani dapat menjadi rem jika pemerintahan baru mengambil kebijakan yang tidak layak atau tidak realistis," kata Jahen Rezki.
Prabowo Subianto telah resmi meminta Sri Mulyani Indrawati untuk bergabung ke kabinet di pemerintahan Prabowo mendatang dengan fokus tugas pada penguatan keuangan negara.
Sri Mulyani bertemu dengan Prabowo pada Senin malam, 14 Oktober di kediaman pribadi Prabowo.
Lembaga pemeringkat sebelumnya telah menandai potensi peningkatan risiko fiskal Indonesia selama masa kepresidenan Prabowo karena janji kampanyenya yang mahal, seperti program unggulan makan bergizi gratis senilai Rp71 triliun untuk 83 juta anak-anak dan wanita hamil.
Beberapa menteri di pemerintahan Jokowi seperti Tito Karnavian, Zulkifli Hasan dan Bahlil Lahadalia, sudah bertemu Prabowo Subianto di kediaman pribadi Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin, 14 Oktober 2024.
Masing-masing mengatakan bahwa mereka telah diminta untuk bergabung dengan pemerintahan berikutnya, namun tidak menjelaskan lebih lanjut mereka akan mengisi posisi menteri apa di kabinet Prabowo Subianto.
Airlangga Hartarto juga mengaku mengadakan pertemuan dengan Prabowo menjelang pelantikan Prabowo sebagai Presiden RI pada 20 Oktober.
Airlangga mengatakan, dia dan Prabowo banyak membahas ketegangan geopolitik dan dampaknya terhadap perekonomian.
Ketika ditanya peran apa yang ditawarkan kepadanya di Kabinet Pak Prabowo, dia mengatakan kepada wartawan untuk menunggu pengumuman Pak Prabowo.
Baca juga: Sri Mulyani Bakal Cetak Sejarah jadi Menteri Keuangan di Tiga Rezim
Prabowo telah mengadakan serangkaian pertemuan saat ia mempersiapkan Kabinetnya untuk mulai menjabat pada tanggal 20 Oktober, termasuk dengan beberapa menteri di pemerintahan Presiden Joko Widodo yang akan mengakhiri masa jabatannya.
Spekulasi tersebar luas mengenai siapa yang akan menjadi menteri keuangan pada masa pemerintahan Pak Prabowo setelah komentar presiden terpilih tersebut pada awal tahun 2024 mengenai rencana untuk mengambil lebih banyak utang yang membuat pasar obligasi dan mata uang lokal gelisah.
“Diskusi kita sudah beberapa kali terjadi, tidak hanya malam ini, dan saya kira apa yang disampaikan (Prabowo) tetap konsisten: jaga keuangan negara, khususnya pendapatan dan belanja,” kata Dr Sri Mulyani kepada wartawan usai pertemuan.
Baca juga: Prabowo Lanjutkan Panggil Calon Menteri Senin Malam, Ada Sri Mulyani Hingga Airlangga
Ia tidak menjawab ketika ditanya apakah ia akan menerima jabatan tersebut, namun setelah pertemuan tersebut, Prabowo mengatakan kepada wartawan bahwa semua kandidat telah setuju untuk menjadi menterinya.
Tiga sumber yang mengetahui situasi tersebut telah mengatakan kepada Reuters sebelumnya tentang rencana Prabowo untuk menawarkan Dr Sri Mulyani, mantan direktur pelaksana Bank Dunia, kursi Kabinet, dan salah satu dari mereka mengutip reputasi internasionalnya.
Dr Sri Mulyani, salah satu menteri keuangan terlama di Indonesia yang pernah bekerja di bawah dua presiden, mendapat pujian atas reformasi sistem perpajakan dan perannya dalam mengarahkan perekonomian terbesar di Asia Tenggara ini melalui beberapa krisis, termasuk pandemi Covid-19.
Tawaran Pak Prabowo kepada Dr Sri Mulyani mengejutkan, namun merupakan langkah positif karena pengalamannya dan pasar keuangan mengenalnya dengan baik, kata Myrdal Gunarto, ekonom Maybank Indonesia.
“Beliau mempunyai kredibilitas yang kuat dan juga sangat disiplin dalam pengelolaan fiskal dan keuangan negara,” ujarnya.
Sumber: Reuters