Indonesia Butuh 800 Ribu Wirausaha untuk Jadi Negara Maju
Perguruan tinggi jangan selalu menjadikan skripsi sebagai tugas akhir, tetapi juga mendorong mahasiswa untuk membuat rencana bisnis (business plan).
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia dinilai harus meningkatkan jumlah wirausaha untuk mencapai status negara maju.
Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM Siti Azizah mengungkapkan, Indonesia memerlukan minimal 4 persen dari total angkatan kerja sebagai wirausaha. Ini berarti Indonesia memerlukan sekitar 800 ribu wirausaha baru.
"Untuk menjadi negara maju, kita perlu 4 persen minimum untuk jumlah wirausaha. Untuk menaikkan jadi 4 persen, kita membutuhkan kurang lebih 800 ribu (wirausaha)," kata Siti kepada wartawan di Jakarta, dikutip Selasa (15/10/2024).
Saat ini, jumlah wirausaha di Indonesia baru 3,35 persen dari total angkatan kerja.
Baca juga: Menteri Teten Masduki Ajak Kampus Jadi Pabrik Wirausaha untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045
Jika dibandingkan dengan negara-negara lain, angka tersebut masih jauh di bawah Singapura dan Malaysia, serta Amerika Serikat yang memiliki 12 persen wirausaha dari populasi angkatan kerja mereka.
"Artinya memang mereka sudah menciptakan lapangan kerja yang lebih besar dari para wirausaha itu," ujar Siti.
Untuk mencapai target ini, Siti menekankan pentingnya pendidikan kewirausahaan sejak di bangku sekolah.
Menurutnya, rasa kewirausahaan sudah bisa ditumbuhkan saat anak-anak masih di sekolah.
Selama tiga tahun terakhir, Siti bersama Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki telah mengunjungi banyak perguruan tinggi untuk mendorong perubahan dalam pola pendidikan soal kewirausahaan.
Ia pun bersyukur sekarang sudah ada APSKI (Aliansi Program Studi Kewirausahaan Indonesia) dan banyak perguruan tinggi sudah memiliki fakultas kewirausahaan.
"Supaya nanti teman-teman di perguruan tinggi itu sudah bisa mendidik para mahasiswa sejak dini untuk mengerti kewirausahaan," ucap Siti.
Seperti yang Teten selalu sampaikan, Siti menyebut perguruan tinggi jangan selalu menjadikan skripsi sebagai tugas akhir, tetapi juga mendorong mahasiswa untuk membuat rencana bisnis (business plan).
Siti optimis bahwa dengan kerja sama antar kementerian dan lembaga, target peningkatan jumlah wirausaha dapat tercapai.
Dia menekankan bahwa wirausaha yang terbentuk harus memiliki rencana bisnis yang matang agar dapat berkontribusi signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi negara.
"Kalau kita bekerja dengan sungguh-sungguh dan semua kementerian bergaung, insyallah akan tercapai," pungkasnya.