Prabowo Ingin RI Swasembada Energi, SKK Migas Siapkan Strategi Jangka Pendek hingga Panjang
Dilakukan percepatan eksekusi CEOR Minas Area A (2 juta bbls), Steamflood Rantau Bais (2,8 juta bbls), dan simple sulfactant Balam South.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto menargetkan Indonesia bisa mencapai ketahana atau swasembada energi.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Dwi Soetjipto telah menyiapkan strategi jangka pendek, menengah, dan panjang agar cita-cita tersebut dapat tercapai.
Di jangka pendek, optimasi lifting akan dilakukan melalui optimasi penjualan gas, PPL, dan pengurasan stok.
Berikutnya, akan dilakukan pengeboran sumur pengembangan sebanyak lebih dari 1.000 sumur tiap tahun.
Baca juga: Serikat Pekerja Industri Gas Bumi Dukung Target Prabowo Capai Swasembada Energi
"Saat ini mungkin jangka pendeknya kita harus dari seribu sudah naik ke 1.200 atau 1.300 sumur, di mana potensinya adalah lapangan-lapangan yang punya cadangan-cadangan yang sudah ada itu harus segera bisa diproduksi," kata Dwi kepada wartawan di kantornya, Kamis (29/10/2024).
Selain itu, rencana juga mencakup reaktivasi 1.000 hingga 1.500 sumur idle setiap tahun.
Lalu, percepatan eksekusi CEOR Minas Area A (2 juta bbls), Steamflood Rantau Bais (2,8 juta bbls), dan simple sulfactant Balam South.
Untuk jangka menengah, SKK Migas akan mempercepat proyek 153 POD/OPL/OPLL baru, 4 Proyek Stategis Nasional (Masela, AKM, IDD+Geng North, UCC), dan pengembangan Area Andaman.
Berikutnya, percepatan Plan of Development (POD) 301 penemuan yang belum dikembangkan.
"Nah, ini yang kita dorong, kita kejar, itu ada sekitar 74-an ini POD," ujar Dwi.
Lalu, SKK Migas juga akan fokus dalam percepatan 12 lapangan CEOR, CO2, dan WF (potensi 951 juta bbls) melalui strategic alliance.
SKK Migas juga akan fokus pada full scale EOR Minas (potensi 510 juta bbls, peak production 55 ribu BOPD tahun 2030-2035).
"Kita sedang dalam proses untuk diskusi dengan KKKS agar nanti Januari 2028 seluruh rekomendasi terhadap undeveloped discovery, EOR, POD, itu sudah siap dan yang tidak ada rencana yang bisa kita terima ya itu harus dikembalikan ke negara," ucap Dwi.