Jika Diolah Baik, Limbah Cair Pabrik Sawit Bisa Bernilai Ekonomi Tinggi
Perlu roadmap pengelolaan LCPKS yang terintegrasi, dengan menyoroti pentingnya sinergi antara teknologi dan kebijakan.
Penulis: Rachmat Hidayat
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Saat membahas strategi optimal dan keberlanjutan pengelolaan LCPKS, Gunawan Djajakirana, dari Pusaka Kalam. Ia menguraikan roadmap pengelolaan LCPKS yang terintegrasi, dengan menyoroti pentingnya sinergi antara teknologi dan kebijakan.
Gunawan menyatakan, keberadaan BOD BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand) dalam LCPKS bukanlah ancaman, melainkan peluang.
“Tingginya BOD dan COD meningkatkan kandungan unsur hara, tetapi juga membutuhkan pengelolaan amoniak yang lebih ketat karena unsur ini berpotensi membahayakan lingkungan, akan tetapi pengurangan BOD secara berlebihan hanya akan menghilangkan potensi manfaat hara dari limbah,” ujar Gunawan.
Lebih jauh, Gunawan mengungkapkan bahwa pemantauan logam berat dalam LCPKS di lahan kelapa sawit tidaklah mendesak.
“Tanah marginal kebun kelapa sawit cenderung miskin logam berat, sehingga perhatian lebih baik diarahkan pada pengelolaan unsur hara,” tambahnya.
Acara ini berhasil merumuskan beberapa langkah praktis yang diharapkan dapat diimplementasikan oleh pemerintah, industri, dan pemangku kepentingan lainnya.
Diselenggarakan oleh Pusaka Kalam dengan dukungan dari BPDPKS, FGD ini menjadi tonggak penting dalam upaya mengelola LCPKS secara optimal dan berkelanjutan.
Langkah ini juga menjadi kontribusi signifikan baik dalam rangka pengurangan emisi gas rumah kaca juga sebagai sumber daya dengan potensi besar untuk penambahan daya energi listrik dan pemanfaatan biogas sebagai penggerak kendaraan bermotor.