Harga CPO Diprediksi Masih akan Naik Hingga Tahun Depan
Katalis positif dari dalam negeri adalah pemerintah akan menggulirkan program biodiesel B40 mulai Januari 2024.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit mentah diproyeksi masih akan naik hingga tahun 2025.
Bahkan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memprediksi harga CPO mampu tembus di kisaran 3.700—4.500 ringgit, hal ini juga didukung oleh produksi CPO yang diproyeksi naik 5 persen hingga akhir 2024.
Baca juga: Ekspor CPO dan Besi Baja Kompak Naik di Oktober 2024
Katalis positif dari dalam negeri adalah pemerintah akan menggulirkan program biodiesel B40 mulai Januari 2024.
Di sisi lain, produksi CPO nasional sedang dalam tren melambat seiring aktivitas agronomis sepanjang 2022 dan 2023 akibat minimnya pemupukan dan faktor perubahan iklim.
Baca juga: India Bakal Hadang CPO Asal Indonesia Dengan Kenaikan Pajak
Indonesia pun mengadopsi paradigma pembangunan berkelanjutan dimana pembangunan ekonomi, sosial dan pelestarian lingkungan berjalan secara seimbang, inklusif, dan harmoni.
Konsistensi Indonesia dengan paradigma pembangunan berkelanjutan makin terlihat jelas dengan diadopsinya Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai platform baru pembangunan dunia periode 2015-2030.
Sebagai peraturan pelaksana untuk mendukung implementasi SDGs/TPB di Indonesia, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional menerbitkan Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional No. 7 Tahun 2018 tentang Koordinasi Perencanaan, Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan Pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Corporate Secretary Sawit Sumbermas Sarana (SSMS), Deni Agustinus mengatakan, perseroan mendukung program pemerintah untuk pembangunan berkelanjutan dengan berbagai aksi, seperti memastikan sustainability policy diterapkan di seluruh operasional perusahaan yang salah satunya adalah komitmen terhadap sertifikasi RSPO dan ISPO, serta sertifikasi lainnya.
"SSMS saat ini menjalankan pilot project Penilaian dan aksi migasi karbon di salah satu anak perusahaannya yang kedepannya akan diarahkan masuk pada IDX carbon," katanya dikutip Rabu (11/12/2024).
Adapun produksi CPO dan TBS SSMS sejak awal tahun hingga saat ini ada di angka 326.955 MT dan 1.168.743 MT, kontribusi terbesar penjualan sementara adalah CPO sebesar 234.296 MT, dimana porsi terbesar penjualan CPO Perseroan kepada entitas anak yaitu PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT).
Baca juga: Hino Rilis Dutro Tronton Berpenggerak 6x2 untuk Angkutan CPO
Direktur PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI), Reza Priyambada mengatakan, kalau dilihat dari harga CPO global cenderung mengalami kenaikan seiring meningkatnya permintaan dari industri biofuel, serta menurunnya produktivitas CPO di Indonesia dan Malaysia.
Namun demikian, kenaikan tersebut tentu harus dilihat lagi apakah berimbas langsung atau tidak terhadap kinerja dari para emiten sawit, karena untuk melakukan adjustment tidak serta merta saat itu juga berubah.
"Harus dilihat lagi dari kontrak penjualannya.Kecuali jika mereka, melakukan adjustment sejak kenaikan Harga CPO setelah di bulan September, kemungkinan masih bisa dibukukan di kuartal ke-4 2024 ini," tuturnya.