Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Genjot Produksi CPO, BUMN Perkebunan Rilis Dua Varietas Sawit

Program swasembada pangan yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo mendesak produsen minyak goreng untuk meningkatkan produksinya.

Penulis: Hendra Gunawan
Editor: Sanusi
zoom-in Genjot Produksi CPO, BUMN Perkebunan Rilis Dua Varietas Sawit
FMT
Panen tandan buah segar kelapa sawit. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program swasembada pangan yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto mendesak produsen minyak goreng untuk meningkatkan produksinya.

Salah satu cara yang dilakukan oleh PT Perkebunan Nusantara III (Persero), mengembangkan vairietas yang produktif. BUMN perkebunan tersebut merilis NUSAKlon 1 dan NUSAKlon 2, varietas kultur jaringan kelapa sawit yang memiliki potensi produktivitas crude palm oil (CPO) sangat tinggi yang mencapai 12 ton perhektare pertahun.

Baca juga: Tingkatkan Integrasi Bisnis Sawit Nasional, Bos BUMN ini Terima Penghargaan

Potensi produktivitas CPO varietas NUSAKlon 1 dan NUSAKlon 2 yang merupakan hasil penelitian dan pengembangan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) sebagai unit kerja Riset Perkebunan Nusantara (RPN) bekerjasama dengan PTPN IV PalmCo tersebut 30 hingga 40 persen lebih tinggi dibanding rata-rata varietas yang beredar saat ini berkisar 7-8 ton per hektare per tahun.

Ini menjadi potensi besar peningkatan produktivitas CPO bahkan tanpa ekstensifikasi lahan yang tentu berdampak pada visi ketahanan pangan Indonesia.

Direktur Utama PTPN III Mohammad Abdul Ghani yang meluncurkan langsung varietas kultur jaringan tersebut di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, belum lama ini mengatakan keberadaan NUSAKlon menjadi jawaban akan program pemerintah dalam mewujudkan food and energy security.

Baca juga: Ekspor CPO dan Besi Baja Kompak Naik di Oktober 2024

"Produktivitasnya jauh lebih tinggi. Terus kemudian berbuahnya juga jauh lebih cepat. Buahnya pun memiliki daging tebal dan potensi rendemen tinggi sehingga potensi produktivitas (CPO)nya bisa sampai 12 ton. Ini akan menjadi salah satu solusi untuk Indonesia di masa mendatang dalam mewujudkan ketahanan energi dan pangan," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Kamis (18/12/2024) di Jakarta.

Hal senada disampaikan oleh Wakil Menteri BUMN RI Aminuddin Ma’ruf yang menyaksikan peluncuran Nusaklon 1 dan Nusaklon 2 menyatakan bahwa keberadaan varietas ini akan kian memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen utama CPO global.

Berita Rekomendasi

Selain mampu menghasilkan produktivitas CPO yang tinggi, NUSAKlon turut memiliki ragam keunggulan lainnya, mulai dari pertumbuhan vegetatif yang seragam, persentase potensi rendemen yang tinggi, hingga kualitas kandungan minyak, baik oleat, karoten, vitamin dan skualena yang lebih baik.

"Semoga NUSAKlon mampu meningkatkan produktivitas CPO Indonesia sehingga program pemerintah dalam kemandirian pangan ini dapat kita wujudkan bersamasama dalam tempo singkat," kata Aminuddin.

Sementara itu Direktur Utama PTPN IV PalmCo, Jatmiko Santosa turut menjelaskan bahwa NUSAKlon yang mulai dikembangkan sejak 2009 di Lab Kultur Jaringan PPKS Marihat mulai dilakukan pengujian lapangan sejak 2016 di Kebun Benih Kelapa Sawit Adolina yang dikelola oleh PTPN IV melalui Kerja Sama Operasi (KSO) dengan PPKS.

Baca juga: India Bakal Hadang CPO Asal Indonesia Dengan Kenaikan Pajak

Hasil penelitian dan pengembangan yang berlangsung secara berkelanjutan selama 18 tahun itu pun berhasil mendapatkan varietas yang akan mengubah wajah perkebunan sawit Indonesia di masa mendatang.

Jatmiko mengapresiasi kerja keras para peneliti dan pemulia tanaman yang tanpa henti berkolaborasi dan bersinergi hingga mengahasilkan varietas kultur unggul kultur jaringan tersebut.

Ke depan, ia mengatakan varietas itu akan menjadi bagian dari program unggulan PTPN IV PalmCo dalam memperkuat produktivitas sawit petani melalui peremajaan sawit rakyat (PSR).

Program itu merupakan kebijakan perusahaan dalam mengakselerasi peremajaan sawit renta milik petani dan meningkatkan produktivitas para petani melalui pola kemitraan.

"Varietas ini bahkan punya pelepah yang lebih pendek, sehingga potensi untuk jumlah tanam per hektar tentu juga meningkat. Insya Allah, dengan NUSAKlon, program B100 (Biodiesel berbahan nabati minyak sawit) bukan lagi mimpi," tutur Jatmiko.

Direktur PT RPN dr Iman Yani Harahap mengatakan perjuangan para peneliti dan pemulia tanaman terjawab dengan peluncuran varietas NUSAKlon 1 dan NUSAKlon 2 itu.

"Para peneliti berjuang karena dari 12 ton CPO per hektar dari dua varietas yang kita rilis ini artinya kebutuhan ke depan, untuk ketahanan pangan dan energi ini bisa kita wujudkan dengan seluruh stakeholder di industri kelapa sawit baik perkebunan rakyat perkebunan negara maupun di swasta," kata Iman.

Senada, Kepala Pusat penelitian kelapa sawit Dr. Winarna mengatakan penelitian yang menggunakan teknologi kultur jaringan somatic embriogenesis (SE) ini memberikan hasil yang luar biasa.

"Ini sangat luar biasa. Kalau varietas yang ada sekitar 7-8 ton, dengan NUSAKlon ini menghasilkan 11-12 ton cpo hektar per tahun. Jadi kita berharap ini menjadi solusi untuk peningkatan produktivitas kelapa sawit nasional," demikian Winarna.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas