Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

PPN 12 Persen, Pengusaha Khawatir Orang yang Menginap di Hotel Makin Sedikit

Kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen untuk sektor pariwisata

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in PPN 12 Persen, Pengusaha Khawatir Orang yang Menginap di Hotel Makin Sedikit
filebali.com
Salah satu sudut hotel di Bali 

Tidak hanya soal PPN dan UMP sektoral, penghematan perjalanan dinas pemerintah yang diperkirakan turun hingga 50 persen juga menjadi faktor yang mempengaruhi kondisi industri pariwisata.

"Penghematan belanja pemerintah yang turun perhitungan kita menjadi 50 persen, itu semua memukul industri pariwisata, khususnya hotel," pungkas Sutrisno.

Pengusaha Hotel Masuk Survival Mode

Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengatakan industri hotel dan restoran menghadapi penurunan daya beli masyarakat dan penghematan anggaran belanja perjalanan dinas oleh kementerian/lembaga.

Lalu, pada awal 2025 mereka akan kembali menghadapi kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen.

Hariyadi menjelaskan bahwa daya beli menjadi masyarakat yang menurun memberi efek cukup besar kepada keberlangsungan usaha hotel dan restoran.

Menurut analisa dia, daya beli masyarakat utamanya menurun karena judi online.

"Judi online itu impact-nya memang sangat signifikan. Jadi berpengaruh secara luas gitu. Mata rantai yang ini kan yang terkenal lebih masyarakat menengah bawah tuh judi online ini," katanya kepada wartawan di Jakarta, dikutip Rabu (20/11/2024).

Berita Rekomendasi

Ia pun berharap pemerintah betul-betul serius untuk memberantas judi online.

Menurut Hariyadi, hingga saat ini, upaya pemerintah terhadap penindakan judi online belum maksimal.

Ia mencontohkan ketika menonton tayangan debat calon gubernur, masih ada iklan judi online di kolom chat tayangan tersebut.

Untuk penghematan anggaran belanja perjalanan dinas Kementerian/Lembaga, Hariyadi menyebut dampaknya akan lebih terasa ke pengusaha hotel.

Ia mengatakan, dalam bisnis hotel ada mata rantai yang luas, di mana di dalam situ melibatkan banyak pihak selain pengusaha hotel itu sendiri.

Contohnya mulai dari vendor penyedia pangan seperti telur, daging ayam, daging sapi, sayur, dan lain-lain. Lalu, ada juga vendor penyedia fasilitas amenities seperti sabun.

Para vendor yang masuk dalam mata rantai bisnis hotel disebut akan terkena dampak penghematan anggaran.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas