Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tanggapan WHO Terkait Paracetamol dan Ibuprofen untuk Gejala Covid-19

Paracetamol adalah obat penghilang rasa sakit yang umum digunakan untuk mengobati sakit dan rasa sakit, Ibuprofen adalah obat penghilang rasa sakit

Penulis: Arif Fajar Nasucha
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Tanggapan WHO Terkait Paracetamol dan Ibuprofen untuk Gejala Covid-19
Twitter/@WHO
Tanggapan WHO Terkait Paracetamol dan Ibuprofen untuk Gejala Covid-19 

Tetapi sampai NHS memiliki informasi lebih lanjut, disarankan menggunakan Paracetamol untuk mengobati gejala-gejala coronavirus.

Kecuali jika dokter memberi tahu bahwa Paracetamol tidak cocok untuk Anda.

Sementara itu, jika sudah mengonsumsi Ibuprofen atau obat anti-inflamasi nonsteroid lain (NSAID) atas saran dokter, jangan berhenti meminumnya tanpa memeriksanya terlebih dahulu.

Baca: Kondisi Paru-paru Pasien Berubah Signifikan, Obat Flu Avigan Buatan Jepang Efektif Sembuhkan Corona

Baca: Tegaskan Obat Corona Belum Ada, Yurianto: Mencegah Lebih Penting

Paracetamol

Paracetamol adalah obat penghilang rasa sakit yang umum digunakan untuk mengobati sakit dan rasa sakit.

Selain itu, Paracetamol juga dapat digunakan untuk mengurangi suhu tinggi.

Masih dikutip dari NHS, Paracetamol dapat digunakan oleh sebagian besar orang dengan aman, termasuk wanita hamil dan menyusui.

BERITA TERKAIT

Meski demikian, ada beberapa orang yang harus lebih berhati-hati dengan Paracetamol.

Disarankan untuk segera ke dokter jika seorang pernah mengalami reaksi alergi terhadap Paracetamol atau obat lain di masa lalu.

Bagi dewasa, dosis penggunaan Paracetamol yakni satu atau dua tablet 500mg diminum maksimal empat kali dalam sehari.

Paracetamol dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makan, dan jeda waktu setidaknya sekira empat jam.

Baca: Sosok Sukarelawan Pertama Rela Disuntik Vaksin Virus Corona: Semua Orang Tampak Tak Punya Harapan

Baca: 18 Hari Pandemi Virus Corona Indonesia, Pasien Positif Terus Tambah & Angka Kematian Tinggi, Waspada

Jika rasa sakit Anda terlalu buruk, jangan pernah berpikir unutk menambah dosis.

Itu akan memberikan efek samping buruk bahkan overdosis.

Semantara bagi anak-anak (16 tahun kebawah), dosis harus lebih rendah dari orang dewasa.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas