Cerita Pedagang Warteg di Jakarta Terimbas Virus Corona, Pendapatan Menurun Hingga Tak Bisa Mudik
Wati menduga, penyebab merosotnya jumlah pengunjung di wartegnya beberapa hari terakhir ini adalah wabah virus corona (Covid-19).
Editor: Adi Suhendi
"Dari Rabu minggu lalu mulai sepi. Pembeli terus berkurang, hari ini saja sepertinya belum ada 20 orang yang datang beli," kata Wati bercerita kepada Tribun.
"Tapi kalau yang beli kopi banyak. Orang di konter HP sebrang atau orang bengkel sebelah," imbuh Wati.
Wati menduga, penyebab merosotnya jumlah pengunjung di wartegnya beberapa hari terakhir ini adalah wabah virus corona (Covid-19).
Sebagaimana diketahui, pemerintah menerapkan kebijakan physical distancing dalam rangka mencegah meluasnya penularan pandemi tersebut.
Menurunnya jumlah pengunjung berimbas pada pemasukan Wati sebagai pedagang.
Ia tak merinci jumlah pendapatannya jika di hari biasa sebelum Covid-19 mewabah.
Namun, ia memastikan pendapatnya menurun signifikan.
Baca: Setelah Tegal, Tambun dan Cibitung Dikabarkan Di-Lockdown, Ini Penjelasan Kapolres
"Sepertinya karena Corona ini mas, orang-orang kan enggak boleh keluar. Warung saya kalau sepi gini pendapatan juga turun signifikan, yang pasti turun jauh," katanya.
Ia pun sejatinya tak pernah menyangka virus corona akan berimbas pada mata pencariannya.
Wati pun berharap agar virus ini segera ditangani pemerintah.
Alasannya, pendapatannya akibat kebijakan physical distancing terus merosot.
"Kalau bisa sih cepat-cepat ditangani ini virusnya, warung saya sepi terus," katanya singkat.
Selain itu, sebagai orang asli Tegal, Wati mengaku kecewa atas kebijakan lockdown yang diterapkan Walikota Dedy Yon Supriyono.
Diketahui, Dedy Yon memberlakukan lockdown selama 4 bulan ke depan di mana akses keluar masuk kota Tegal akan dihentikan per tanggal 30 Maret sampai 30 Juli 2020.
Keputusan lockdown diambil Dedy lantaran seorang warga Tegal dinyatakan positif virus corona.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.