Virus Tidak Sepenuhnya Mati Dengan Berjemur di Bawah Sinar Matahari, Ini Penjelasan Ketua IDI
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih mengatakan virus tidak akan sepenuhnya mati dengan berjemur di bawah sinar matahari.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Virus tidak akan sepenuhnya mati dengan berjemur di bawah sinar matahari.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih mengatakan berjemur di bawah sinar matahari pagi dapat membantu memenuhi kebutuhan vitamin D yang dibutuhkan tubuh subaya bisa tetap bugar ditengah pandemi virus corona saat ini.
"Jangan terlalu yakin ya bahwa kemudian virus itu akan mati dengan berjemur. Kalau begitu maka di daerah yang panas kayak Saudi Arabia itu mati semua," kata Daeng lewat video conference, Jumat (3/4/2020).
Baca: Hindari Corona, LPOI Minta Umat Islam Tetap Ibadah di Rumah
Daeng menjelaskan dengan berjemur di bawah sinar matahari pagi hanya ampuh mematikan kuman 10 persen.
"Jadi jangan seperti berjemur langsung mengatakan bebas virus, enggak itu hanya sebagian kecil saja, hanya 10 persen enggak nyampai yang nempel-nempel di dalam di badan," kata Daeng.
Kemudian Daeng menyebutkan dibandingkan keseluruhan tubuh virus lebih lama bertahan hidup di dalam tenggorokan dan bisa disembuhkan dengan menjaga imunitas tubuh.
Baca: Pandemi Corona, Jaringan Bengkel Servis Truk dan Bus Daimler Tetap Buka
"Virus itu yang paling bertahan lama itu bukan di badan, tapi yang paling bertahan lama itu di tenggorokan kita. Karena reseptor ada di tenggorokan kita. Itu akan bertahan hidup dan itu butuh waktu selama masa inkubasi 14 hari, kecuali imunitas kita bisa melawan," ungkap Daeng.
Walaupun sudah berjemur, masyarakat diimbau tidak melupakan kegiatan hidup bersih seperti rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Baca: Pandemi Corona, Jaringan Bengkel Servis Truk dan Bus Daimler Tetap Buka
Menurut dia, saat ini yang terpenting adalah tinggal di rumah untuk menghindari penularan virus corona yang menular dari orang ke orang.
"Jadi ya strateginya jangan ketemu, karena kalau ketemu, bicara saja ludah dari mulut itu akan keluar, dan menularkan secara langsung ke mulut kita, hidung kita atau terus kita raba-raba, nah tangan kita tidak dibersihkan, langsung nyentuh-nyentuh dan menyentuh bagian mata hidung dan mulut," kata Daeng.
1.986 kasus corona di Indonesia
Jumlah kasus pasien corona (Covid-19) di Indonesia kini mencapai 1.986, Jumat (3/4/2020).
Demikian dikatakan Achmad Yurianto, Juru Bicara Pemerintah untuk Virus Corona dalam konferensi pers yang digelar di Gedung BNPB, Jumat sore.