Cerita Dokter Wanita Saat Pandemi: Berjuang Melawan Covid-19 Hingga Tak Bisa Susui Anak
Karena dalam berjuang melawan covid-19 ia tidak sendiri melainkan bersama tim solid di tenaga medis.
Editor: Hendra Gunawan
Bahkan salah satunya adalah yang baru saja melahirkan dengan usia bayinya baru dua bulan.
“Salah satu anak didik kami terpapar corona, dia baru melahirkan dan bayinya baru usia dua bulan.
Sebagai seorang ibu kami kami merasa sangat sedih. Jadi anak didik kami harus dipisahkan dengan bayinya dan tidak bisa menyusui karena harus diisolasi. Namun apapun itu semua membuat kami lebih solid lagi,” tegasnya.
Jika dibandingkan dengan Kartini di masanya berjuang, Susanthy menyebut tak keberatan disebut Kartini masa kini. Bahkan justru bersyukur.
Karena dalam berjuang melawan covid-19 ia tidak sendiri melainkan bersama tim solid di tenaga medis.
“Dengan Semangat Kartini, tidak melemahkan semangat kita semua. Jika Kartini berjuang sendirian kami bersyukur kami berjuang tidak sendirian melainkan bersama tim yang solid,” tegasnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh dr Sri Puspitasari SpAn Satgas Covid-19 RSUD dr Soetomo.
Ia mengatakan, suatu kebanggaan di Hari Kartini mereka diberi apresiasi dan motivasi untuk terus semangat menjalankan tugas melawan covid-19.
“Alhamdulillah meski tidak ringan ini sarana ibadah kami untuk berjuang dan kami bersyukur kami bisa mengamalkan ilmu yang kami miliki.
Pesan kami pada para tenaga medis mari pastikan bahwa kita diberi kesempatan untuk bisa setara dan ingat bahwa pemerintah selalu mendukung kita,” ucapnya. (Fatimatuz Zahro)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Kisah Perjuangan Dokter Perempuan Lawan Covid-19, Ada yang Tak Bisa Susui Buah Hati,