Pekerjanya Tuna Rungu, Batik Toeli Laweyan Solo Banting Setir Produksi Masker di Tengah Pandemi
pekerjanya tuna rungu, dan harus bertahan di tengah sulitnya ekonomi dampak corona mereka banting stir produksi masket
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Ayu Miftakhul Husna
"Produk-produk yang dihasilkan ada kemeja, outer, dan pakaian lain," ujarnya.
Baca: VIRAL Pencuri di Minimarket Kepergok Bikin Pegawai Geram dan Emosi, Begini Tanggapan Manajemen
Baca: Naik Sapi ke Minimarket, Warga Singolungu Sarangan Magetan Viral
Memasuki bulan Ramadan, Batik Toeli pun mencoba untuk mengembangkan produk pakaian muslim.
"Kami mengarahkan juga untuk moslem corner, membuat perlengkapan muslim seperti peci, kopiah, dan baju muslim," ungkap Topan.
Selain itu Topan juga mengungkapkan pihaknya telah memproduksi rompi untuk salat.
Dalam penjualannya, Batik Toeli memasarkan produk melalui online.
"Saat ini masih melalui online dan media sosial, serta relasi-relasi yang membutuhkan masker," ujarnya.
Topan berharap, UMKM baik yang baru mulai maupun yang sudah berjalan dapat melihat sisi lain usaha mereka.
"Ketika orang-orang berkebutuhan khusus belum memiliki pekerjaan tapi memiliki keahlian, bisa dipekerjakan dan ditingkatkan skillnya," ujar Topan.
Topan berujar agar pengusaha tidak hanya berorientasi pada profit dan keuntungan.
"Kita bisa mengasah kemampuan mereka (penyandang disabilitas) sehingga dapat membuat produk sesuai skill mereka," ungkap Topan.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P)